Data Refiniv mencatat, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kontrak berjangka naik 6,38 persen selama seminggu pada level MYR5.921 per ton.
Melansir laman resmi Pemerintah Provinsi Riau pada Rabu (13/4), Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Defris Hatmaja, mengatakan, trader minyak sawit, David Ng, mengatakan bahwa prospek ekspor yang lebih kuat untuk minyak sawit Malaysia juga mendukung harga CPO berjangka.
Baca Juga: BK CPO April 2022 Meningkat, Apa Penyebabnya?
"Saya mendengar berita di lapangan bahwa ada data ekspor yang lebih kuat. Hal ini menunjukkan masih adanya minat beli dari pasar-pasar utama. Namun, kami masih menunggu laporan resmi yang akan keluar awal minggu depan," kata Defris.
Lebih lanjut dikatakan Defris, fokus ekspor juga merujuk pada kinerja produksi dengan ekspor untuk paruh pertama April yang akan menentukan tone selama bulan April. Selain itu, imbuh Defris, David Ng juga mengatakan kontrak CPO memiliki level resistance kunci di MYR6.000/ton pada penutupan.
"Kecuali jika level tersebut dilewati, kita mungkin melihat satu lagi penurunan yang akan terjadi di pasar ini hingga ke MYR5.400/ton–MYR5.600/ton," sebutnya.
Selain itu, dikatakan David Ng, negara tujuan pembelian minyak sawit lainnya, selain India, makin sedikit lantaran margin impor yang tidak menguntungkan. Kendati demikian, kondisi tersebut berpotensi berubah dengan cepat jika harga minyak dan energi yang bersaing makin menguat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum