Deklarator Barisan Nusantara (BARNAS) Sandy Patriana Mahura menanggapi pernyataan anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu yang menyebut Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Brutus di dalam lingkaran Istana Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sandy menilai pernyataan Masinton itu sangat tak elok dan tak beretika, mengingat politikus PDIP itu merupakan wakil rakyat.
Baca Juga: Sampai Sekarang Ogah Buka Klaim Big Data, Refly Harun Soroti Wewenang Opung Luhut: Masalahnya...
“Pernyataan (Masinton) sangat tidak elok, ini merupakan cerminan buruk. Sebagai wakil rakyat dalam berkomunikasi mesti mengedepankan etika, bukan luapan emosi apalagi pernyataan di media,” kata Sandy, Rabu (13/4).
Menurut Sandy, memang semua yang dilakukan seorang menteri tidak boleh melebihi kapasitasnya sesuai jabatannya, sehingga tidak ada peran tunggal seorang pembantu presiden.
Namun seorang pembantu presiden boleh dilindungi oleh para pembantu lainnya dari berbagai serangan publik. Hal itu sebagai bagian dari doktrin logika loyalitas.
“Seperti halnya Masinton melindungi Partai, Sekjen atau Ketua Umumnya dari serangan publik. Itu bahkan menjadi kewajiban dasar seorang pengabdi yang jujur dan tulus,” ujarnya.
Baca Juga: Tanggapi Demo Mahasiswa, Luhut: Sepanjang Jokowi Tidak Korupsi Ya Sudah
Oleh karena itu, Sandy menilai pernyataan dan tuduhan Masinton terhadap LBP itu sangatlah tidak mendasar.
Bahkan, kata dia, tuduhan Masinton itu secara tidak langsung menyamakan posisi Ibu Megawati kala saat bersama pemerintahan Gus Dur.
“Menolak semua pernyataan dan tuduhan sang ahli penuduh Masinton kepada LBP sebagai tidak berdasar penuh muatan politis. Menganggap LBP Brutus,” ujarnya.
Baca Juga: Debat dengan Mahasiswa UI, Luhut Balik Badan & Pasang Badan: Dengerin Ya, Saya Tak Pernah Bilang...
“(Ia) berarti Masinton telah menyamakan posisi Ibu Megawati saat bersama Gus Dur. Masinton telah secara sistematis melakukan manuver pembusukan dan insinuasi politik secara serampangan dan gegabah,” tegasnya.
Sebelumnya, Masinton Pasaribu menuding Luhut Binsar Panjaitan aktif menggalang kekuatan politik untuk mendukung wacana perpanjangan masa jabatan Presiden.
Mulai dari klaim big data 110 juta orang, penggalangan Kepala Desa, dan Ketua Umum Partai Politik. Masinton juga terang-terangan menyebut brutus dalam Istana Kepresidenan adalah Luhut Binsar Panjaitan.
Oleh karena itu, Masinton Pasaribu mendesak Luhut Panjaitan mundur dari kabinet atas kekacauan yang dibuatnya selama ini.
Baca Juga: Soal Big Data yang Disampaikan Luhut, Refly Harun: Ngeri-ngeri Sedap
“Orangnya sudah ketahuan kan. Siapa yang ingin menjerumuskan presiden? Siapa yang mewacanakan dan menggalang tiga periode? Siapa? Luhut! Siapa yang cari muka, siapa yang mewacanakan dan memobilisasi dukungan kepala desa? Luhut! Siapa yang menggalang beberapa ketua umum partai? Luhut! Artinya brutus dalam istana itu ya Luhut,” tegas Masinton, Senin (11/4).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar