Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ketua PBNU Arif Rahmansyah Marbun Apresiasi Pembangunan Tol Trans Sumatera

        Ketua PBNU Arif Rahmansyah Marbun Apresiasi Pembangunan Tol Trans Sumatera Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Arif Rahmansyah Marbun mengapresiasi pembangunan jalan tol di era Presiden Joko Widodo yang sudah mencapai 1.900 km. Termasuk diantaranya Tol Trans Sumatera.

        Ia menilai hal itu merupakan capaian luar biasa karena mampu dikerjakan hanya dalam waktu 7 tahun. 

        "Ngebutnya pembangunan jalan tol di era Presiden Jokowi ini menunjukkan komitmen dan keseriusan pemerintah untuk pemerataan pembangunan. Jalan tol tak hanya dibangun di Jawa, tapi juga Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi," kata Arif, Selasa (19/4/2022). 

        Di Sumatera, kata Arif, pembangunan jalan tol semakin menunjukkan perkembangan positif. Termasuk yang pada tanggal 4 Februari 2022 lalu diresmikan Presiden Joko Widodo, yakni jalan tol Binjai-Langsa segmen Binjai-Stabat.

        “Jalan tol segmen ini diperkirakan mampu menekan biaya logistik hingga 75 persen. Itu artinya dari sisi ekonomi, komoditi andalan kawasan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo (Mebidangro) di bidang pertanian, perkebunan hingga perikanan bisa semakin bersaing harganya dengan produk impor,” ujarnya.

        Salah satu Ketua PBNU yang membidangi perekonomian ini mengungkapkan, Tol Binjai - Stabat sepanjang 11,8 km ini dari sisi kualitas juga sudah teruji.

        Hal itu bisa dilihat dari anugerah penghargaan kecelakaan nihil atas proses konstruksi tol Binjai-Stabat oleh Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara kepada PT HK Infrastruktur (HKI) anak usaha PT Hutama Karya (Persero) yang memegang proyek Tol Binjai–Stabat.

        Selain itu, kata dia, hasil riset tim ekonomi PT SMI juga menyebutkan pembangunan jalan tol Trans Sumatera memberikan dampak multiplier terhadap output dalam perekonomian setempat sebanyak 1,7 kali dari total pengeluaran pada masa konstruksi. Dampak output per tahun tersebut setara dengan 2,2 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Pulau Sumatera.

        “Secara langsung, tentu ini merupakan dampak dari pembangunan jalan tol Trans Sumatera karena adanya penyerapan tenaga kerja setara 2,4 persen tenaga kerja di Pulau Sumatera,” ungkapnya.

        Dalam riset tersebut, lanjut Arif, juga menunjukkan bahwa pembangunan jalan tol Trans Sumatera ini juga mampu menjadi stimulus perekonomian Indonesia dan memberikan dampak positif yakni penciptaan nilai tambah, pendapatan masyarakat dan kesempatan kerja di sektor konstruksi dengan pertumbuhan sebesar 54 persen, industri pengolahan sebesar 22 persen, pertambangan sebesar 8 persen dan perdagangan sebesar 6 persen beserta sektor lain.

        Arif menjelaskan, sejak awal dilantik sebagai Presiden di periode pertama, Jokowi telah menetapkan konektivitas antarwilayah sebagai prioritas utama pembangunan.

        Tol Trans-Sumatera menjadi salah satu proyek ambisius yang diprediksi akan menjadi salah satu pemicu pemerataan ekonomi di pulau Sumatera.

        Bukan hanya itu, Presiden Jokowi juga menargetkan akan muncul episentrum wisata lokal baru seiring dengan pembangunan infrastruktur jalan tol di berbagai segmen kawasan.

        “Seperti wilayah segitiga emas Sumatera yakni kawasan Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo atau dikenal dengan sebutan Mebidangro. Kawasan Metropolitan Medan atau Medan Raya ini telah ditahbiskan sebagai urat nadi perekonomian Indonesia bagian barat lewat peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 62 tahun 2011,” terangnya. 

        Potensi Pariwisata

        Tokoh muda NU dari wilayah Sumatera Utara ini juga menguraikan dampak positif pembangunan tol Trans Sumatera terhadap potensi pariwisata di sekitar kawasan tersebut antara lain Kampung Basilam di wilayah Langkat Sumatera Utara.

        Kampung ini ramai dikunjungi ribuan wisatawan baik lokal maupun mancanegara tiap tahunnya, karena adanya makam Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidi an-Naqryabandi atau disebut juga sebagai Tuan Guru Babussalam.

        Beliau merupakan guru dari tarekat Naqsyabandiyah yang banyak memiliki pengikut, mulai dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam hingga Arab Saudi.

        “Akses yang semakin mudah lewat jalan tol Binjai–Stabat akan meningkatkan minat wisatawan religi berkunjung ke Langkat,” ungkapnya.

        Di luar wisata rohani, ada juga wisata alam potensial seperti Bukit Lawang yang terletak di pinggiran Taman Nasional Gunung Leuser dan kawasan Tangkahan yang menjanjikan pengalaman baru berinteraksi dengan gajah-gajah yang sudah dikonservasi.

        Dengan akses via jalan tol yang semakin mudah, Pemda masing-masing kawasan memiliki dua jalur utama yakni jalan lintas Provinsi yang kelak bisa diakses dengan mudah lewat integrasi BRT dan jalan tol yang bisa diakses rombongan wisata skala besar.

        Investasi Infrastruktur

        Secara keseluruhan, lanjut Arif, fokus pemerintahan Joko Widodo di bidang infrastruktur berkaca pada pembangunan di berbagai negara yang telah teruji. Arif lalu mengutip ekonom Inggris Maynard Keynes yang menyebutkan bahwa investasi yang paling penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi adalah investasi di bidang infrastruktur.

        Karena bukan saja menciptakan lapangan pekerjaan baru dan berputarnya roda bisnis bagi para supplier material jalan, pembangunan infrastruktur juga menciptakan kelancaran arus hilir mudik logistik antarwilayah.

        “Ditekannya ongkos logistik tentu akan berpengaruh ke harga komoditi, yang pada akhirnya meningkatkan roda perekonomian warga,” ujarnya.

        Sebagai contoh, lanjut dia, salah satu negara yang ambisius dalam investasi infrastruktur adalah Tiongkok.

        Di tahun 2019 saja sudah ada 200.000 km jalan tol tersambung di negeri tirai bambu ini. Pembangunan tersebut terbukti mampu melancarkan keran pertumbuhan ekonomi salah satu negara adidaya tersebut. Indonesia sendiri baru memiliki 2.345 km jalan tol di tahun 2020.

        “Karena itu langkah Presiden menggenjot pembangunan tol Trans Sumatera merupakan bagian dari upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa,” terangnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: