Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Covid-19 Kembali Mengganas, Warga Panik, Mi Instan, Buah, Sayuran Menghilang dari Pasaran

        Covid-19 Kembali Mengganas, Warga Panik, Mi Instan, Buah, Sayuran Menghilang dari Pasaran Kredit Foto: Reuters/Tingshu Wang
        Warta Ekonomi, Beijing -

        Warga Beijing mulai panik menyusul meningkatnya kasus baru Covid-19. Warga berbondong-bondong memborong kebutuhan pokok, meski otoritas di Ibu Kota China itu menjamin ketersediaan.

        Warga tetap memborong kebutuhan pokok meski aparat siap menindak pelaku penimbunan selama protokol kesehatan antipademi Covid-19 mulai ditegakkan lagi.

        Baca Juga: Taiwan Berjanji Tidak akan Pakai Kebijakan Pengendalian Covid-19 China karena...

        Warga Beijing berbondong-bondong mendatangi pasar, toko swalayan, dan pusat perbelanjaan. Otoritas setempat berencana membatasi pergerakan masyarakat menyusul ditemukannya banyak kasus positif Covid-19.

        "Saya sudah menyiapkan bahan makanan pokok, terutama telur, untuk beberapa hari ke depan," kata seorang warga negara Indonesia di Beijing, Selasa (26/4/2022).

        Dia dan beberapa WNI lainnya sampai rela dua hari berturut-turut ikut mengantre di pusat perbelanjaan di sekitar tempat tinggalnya.

        "Mi instan, sayur-mayur dan buah-buahan sudah mulai menghilang di pasaran," kata seorang WNI lainnya yang tinggal di Distrik Chaoyang dihubungi pada Senin (25/4/2022).

        Meski mulai langka, tidak ada kenaikan harga bahan kebutuhan pokok.

        Sebagian warga ada juga yang memanfaatkan jasa pesan-antar makanan atau bahan kebutuhan pokok walaupun dengan harga agak mahal.

        Sementara itu, beberapa kawasan permukiman di Distrik Chaoyang dan Distrik Shunyi ditutup total. Mengularnya antrean tes PCR juga terlihat sejak Minggu (24/4) di beberapa kompleks permukiman.

        Bagi warga yang malas mengantre, bisa mendatangi lapak-lapak tes PCR secara mandiri dengan biaya sendiri sebesar 25 yuan (Rp 55 ribu). Harga tes PCR ini turun dibandingkan sebelumnya 35 yuan (Rp 77 ribu).

        Sejak Jumat (22/4) hingga Senin (25/4) di Kota Beijing terdapat 70 kasus positif Covid-19. Otoritas kesehatan setempat melakukan tindakan cepat tanggap agar wabah gelombang terkini itu tidak meluas.

        "Pelacakan virus pada klaster terakhir ini identik dengan infeksi yang terjadi di luar Beijing," kata Deputi Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Kota Beijing, Pang Xinghuo, kepada pers.

        Sepuluh kasus pertama ditemukan di salah satu sekolahan di Distrik Chaoyang pada Jumat (22/4). Sejak saat itu, otoritas mengerahkan semua kekuatan untuk mencegah meluasnya wabah Covid-19.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: