Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Soal GOTO Unrealized Loss, Pengamat: Bukan Perkara Mudah Bangkit dari Kejatuhan yang Begitu Dalam

        Soal GOTO Unrealized Loss, Pengamat: Bukan Perkara Mudah Bangkit dari Kejatuhan yang Begitu Dalam Kredit Foto: GoTo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Jelang RUPS Telkom akhir bulan ini, investasi yang digelontorkan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB) alias GOTO kembali jadi sorotan.

        Mantan Direktur YLBHI, Agustinus Edy Kristianto, melihat ada banyak kejanggalan dibalik aksi korporasi yang dilakukan Telkomsel. Total Telkomsel mengeluarkan uang Rp6,3 triliun untuk investasi di GOTO, kata Agustinus.

        Agustinus menjelaskan, mulanya Telkomsel membuat perjanjian dengan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB) pada 16 November 2020, untuk investasi dalam bentuk Obligasi Konversi tanpa bunga sebesar US$150 juta (Rp2,116 triliun) dengan tenor 3 tahun. Kemudian pada 17 Mei 2021, AKAB dan Tokopedia merger (GOTO). 

        “Pada 18 Mei 2021, GOTO dan Telkomsel membuat Perjanjian Pembelian Saham. Yang US$150 juta (Rp2,116 triliun) tadi dikonversi menjadi 29.708 lembar saham. Yang opsi beli saham preferen US$300 juta (Rp4,290) triliun menjadi 59.417 lembar,” kata Agustinus dikutip dari JPNN, Minggu (15/5/2022). 

        “Fokus pada duit Telkomsel yang sudah dikeluarkan buat GOTO: Rp2,116 triliun dan Rp4,2 triliun, totalnya Rp6,3 triliun,” lanjut dia.

        Persoalan muncul, ketika harga saham GOTO anjlok 50% lebih ke harga Rp194 selama 11 April-13 Mei 2022. “Ini sudah turun 42% dibanding harga IPO,” ucap Agustinus. 

        Kata dia, dari dari sudut pandang bisnis, bukan perkara mudah untuk bangkit dari kejatuhan yang begitu dalam.

        “Jika penurunan 50% maka membutuhkan setidaknya kenaikan 100% untuk kembali ke titik awal. Anda bisa hitung sendiri, berapa persen kenaikan yang diperlukan GOTO untuk kembali ke harga IPO?” tanya Agustinus.

        Anjloknya harga saham GOTO ikut berdampak pada kinerja keuangan Telkom selaku perusahaan induk Telkomsel. 

        “Tertulis dalam laporan keuangan perseroan kuartal I/2022, per 31 Maret 2022 Telkom mencatat kerugian atau unrealized loss sebesar Rp881 miliar,” ujarnya.

        Sementara itu, Senior Vice President, Corporate Communication & Investor Relation Telkom Ahmad Reza meyakini prospek industri digital di Indonesia masih cukup menjanjikan. Dengan penetrasi masyarakat akan layanan digital yang masih rendah, membuat potensi industri digital di Indonesia berpotensi untuk terus meningkat.

        Terkait dengan investasi Telkomsel di GOTO, Reza menyampaikan bahwa dinamika harga sangat mungkin terjadi di pasar saham. Harga saham bisa turun dalam namun bisa juga melonjak cukup tinggi.

        "Dinamika harga saham merupakan suatu yang lazim terjadi. Seperti misalnya tahun lalu, kami mencatatkan unrealized gain atas investasi GoTo sebesar Rp 2,5 triliun. Namun kini bisa terjadi unrealized loss,” kata Reza dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Minggu (15/5/2022).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: