Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tembak Kepala Lansia di Ukraina, Tentara Muda Rusia Diadili atas Kejahatan Perang

        Tembak Kepala Lansia di Ukraina, Tentara Muda Rusia Diadili atas Kejahatan Perang Kredit Foto: Reuters/Stringer
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Seorang tentara Rusia tengah diadili atas tuduhan kejahatan perang di Ukraina. Pengadilan itu menjadi yang pertama sejak Moskow menginvasi tetangganya pada 24 Februari. Tentara itu, yang masih bersia 21 tahun, telah mengaku bersalah atas pembunuhan seorang warga sipil tak bersenjata.

        Sebagaimana diwartakan Al Jazeera, Sersan Vadim Shishimarin dapat menghadapi hukuman penjara seumur hidup karena menembak mati seorang lansia Ukraina berusia 62 tahun. Dilaporkan korban tewas usai kepalanya ditembak melalui jendela mobil yang terbuka di wilayah timur laut Sumy pada masa awal invasi.

        Baca Juga: Israel Tembak Mati Shireen Abu Akleh, Rusia Turun Gunung untuk Dukung...

        Shishimarin yang merupakan anggota unit tank Rusia, telah diadili berdasarkan bagian KUHP Ukraina yang membahas hukum dan adat perang.

        Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova sebelumnya mengatakan kantornya sedang menyiapkan kasus kejahatan perang terhadap 41 tentara Rusia. Para prajurit ini, kata Venediktova, terjerat kasus pelanggaran perang, seperti pemboman infrastruktur sipil, pembunuhan warga sipil, penjarahan, hingga pemerkosaan.

        Tidak segera jelas berapa banyak tersangka yang berada di tangan Ukraina dan berapa banyak yang akan diadili secara in absentia. Namun, sebagai kasus kejahatan perang perdana di Ukraina, penuntutan Shishimarin telah diawasi dengan ketat. Penyelidik juga telah mengumpulkan bukti kemungkinan kejahatan perang sebelum kasus dibawa ke Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag.

        Kantor Venediktova menambahkan bahwa pihaknya sedang menyelidiki lebih dari 10.700 potensi kejahatan perang, yang melibatkan lebih dari 600 tersangka, termasuk tentara Rusia dan pejabat pemerintah.

        Dengan bantuan dari para ahli asing, jaksa menyelidiki tuduhan bahwa pasukan Rusia telah melanggar hukum Ukraina dan internasional dengan membunuh, menyiksa, dan melecehkan warga Ukraina. Adapun jumlah korban diprediksi mencapai hingga ribuan.

        Persidangan Shishimarin dibuka pada hari Jumat (13/5), di mana ia tampil singkat dalam pengadilan tersebut. Sementara pengacara dan hakim membahas masalah prosedural. 

        Pekan lalu, pihak berwenang Ukraina juga memposting beberapa detail soal penyelidikan mereka atas kasus Shishimarin.

        Shishimarin termasuk di antara sekelompok pasukan Rusia yang melarikan diri dari pasukan Ukraina pada 28 Februari, menurut akun Facebook Venediktova. Para tentara Kremlin itu diduga menembaki sebuah mobil pribadi dan menyita kendaraan tersebut. Setelahnya, mereka melaju  kendaraan curian itu ke Chupakhivka, sebuah desa sekitar 322 km di timur Kyiv.

        Dalam perjalanan itulah, penembakan terjadi, di mana para tentara Rusia awalnya melihat seorang pria bersepeda dan berbicara di teleponnya.

        Menurut jaksa agung, Shishimarin diperintahkan untuk membunuh pria tersebut. Aksi ini, kata jaksa, adalah agar pria itu tidak bisa melaporkan keberadaan para tentara Rusia ke otoritas militer Ukraina. 

        Baca Juga: Salah Sebut Invasi Brutal di Irak, George W. Bush: Maksud Saya Itu Ukraina

        Venediktova tidak mengidentifikasi siapa yang memberi perintah.

        "Melalui jendela (mobil) yang terbuka, Shishimarin menembakkan senapan Kalashnikov-nya dan mengenai kepala korban."

        "Pria itu meninggal di tempat hanya beberapa puluh meter dari rumahnya," tulis Venediktova dalam sebuah pernyataan.

        Dinas Keamanan Ukraina, yang dikenal sebagai SBU, memposting video pendek pada 4 Mei tentang Shishimarin yang berbicara di depan kamera dan menjelaskan secara singkat bagaimana dia menembak pria itu. SBU menggambarkan video itu sebagai 'salah satu pengakuan pertama dari penjajah musuh'.

        "Saya diperintahkan untuk menembak. Saya menembak satu (putaran) ke arahnya. Dia terjatuh. Dan kami terus melaju," kata Shishimarin dalam pengakuannya. 

        Sidang berikutnya dalam kasus Shishimarin akan berlangsung pada Kamis (19/5) pukul 09.00 GMT (16.00 WIB).

        Usai sidang, Jaksa Andriy Sinyuk mengatakan kepada wartawan bahwa dua saksi akan dibawa untuk bersaksi di pengadilan. Salah satu saksi itu termasuk seorang tentara Rusia yang bersama Shishimarin pada saat kejadian.

        Senjata tentara itu juga akan diperiksa sebagai bagian dari penyelidikan, tambah Sinyuk.

        Kremlin mengatakan tidak diberitahu tentang kasus tersebut, dan menyebut soal kemampuannya 'yang terbatas' untuk membantu tentaranya, lantaran misi diplomatik di Ukraina yang juga sangat terbatas”.

        Rusia, pada gilirannya, juga diyakini sedang mempersiapkan pengadilan kejahatan perang untuk para tentara Ukraina.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: