Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Wapres: Stunting di Indonesia Menurun 6,4% Tiga Tahun Terakhir

        Wapres: Stunting di Indonesia Menurun 6,4% Tiga Tahun Terakhir Kredit Foto: Humas Wapres
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah terus memperkuat investasi pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan manusia. Hal ini dibuktikan dengan adanya penurunan angka stunting sebesar 6,4% selama tiga tahun terakhir.

        Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma'ruf Amin mengatakan, prevalensi stunting menurun signifikan dari 30,8% pada 2018 menjadi 24,4% pada 2021. Menurutnya, capaian ini merupakan upaya kerja keras dan kolaborasi antara stakeholder serta pemerintah, dan pemerintah daerah (pemda).

        Baca Juga: Menteri Basuki: Program Sanitasi dan Air Bersih akan Perkecil Angka Stunting

        "Upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia telah dimulai sejak tahun 2018. Prevalensi stunting balita harus ditekan, karena berpotensi membahayakan nasib bangsa ke depan, dari sisi pendidikan, kesehatan, produktivitas, dan ekonomi," kata Wapres dalam sambutan pembukaan peluncuran buku Melangkah Maju: Inisiatif Lokal dalam Menurunkan Stunting di Indonesia secara virtual, Selasa (31/5/2022).

        Menurutnya, saat 100 tahun kemerdekaan Indonesia di tahun 2045 diharapkan mempunyai generasi emas yang mampu membawa kemajuan untuk Indonesia. Bukan lagi menjadi generasi yang membebani demografi akibat adanya stunting.

        "Untuk itu, dengan mengacu pada Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (Stranas Stunting), Pemerintah terus memperkuat investasi pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan manusia," ujarnya.

        Baca Juga: Angka Stunting Masih Tinggi, Alfamart Salurkan 200 Ribu Paket Susu Gratis dari Sabang sampai Merauke

        Pembangunan manusia, lanjut Wapres, adalah kunci masa depan bangsa. Dalam hal ini, upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia telah dimulai sejak tahun 2018.

        "Prevalensi stunting balita harus ditekan, karena berpotensi membahayakan nasib bangsa ke depan, dari sisi pendidikan, kesehatan, produktivitas, dan ekonomi," tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Ayu Almas

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: