Lebih Ramah Lingkungan, Simak Keunggulan Produk Alternatif Tembakau
Dua pekan terakhir panas Jakarta menyentuh angka hingga 36 derajat, mengakibatkan munculnya berbagai dugaan dan spekulasi akan adanya gelombang panas seperti terjadi di berbagai negara lain, seperti di India. Tak pelak, diskusi mengenai perubahan iklim dan persoalan lingkungan kembali menyeruak di permukaan.
Upaya-upaya untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan di berbagai industri ikut menyeret industri rokok dalam pusaran, tercermin pada tema besar peringatan Hari Tembakau Sedunia 2022 yang berfokus pada bahaya rokok terhadap lingkungan.
Narasi tersebut dipilih, salah satunya karena munculnya anggapan tingginya limbah, termasuk yang paling gampang dilihat, puntung rokok yang ikut menyumbang persoalan lingkungan yang kita hadapi.
Laporan dari Truth Initiative 2021 mencatat, setidaknya ada 766.571 metrik ton puntung rokok di global yang dihasilkan setiap tahunnya. Tidak hanya mengotori jalanan, puntung rokok juga belum dapat didaur ulang.
Merespons hal tersebut, pakar kebijakan Dedek Prayudi mengatakan bahwa beralih ke produk alternatif tembakau menjadi sebuah pilihan yang memberikan banyak keuntungan terhadap pengguna.
Data mengungkapkan bahwa produk alternatif rendah risiko kesehatan dan juga berpotensi besar untuk mengurangi pencemaran alam. Selain tidak mengandung TAR yang berbahaya, produk alternatif seperti rokok elektrik melepaskan uap ke udara, sehingga dianggap lebih aman dan tidak mencemari kualitas udara. Selain itu, teknologi yang terus dikembangkan di industri rokok alternatif juga berhasil menciptakan produk-produk yang bebas asap, serta dapat didaur ulang.
“Ini artinya ada banyak keuntungan yang ditawarkan produk alternatif. Betul, bahwa beberapa produk akhir dari produk alternatif tembakau sudah ada yang memperhatikan aspek lingkungan hidup dengan memperhatikan 3R pada produknya (reduce, reuse, dan recycle),” tambah Dedek.
Dari sisi lingkungan, ketua perusahaan manajemen limbah Waste4Change dalam negeri Mohamad Bijaksana Junerosano mengatakan bahwa berbagai kegiatan daur ulang tembakau mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat.
“Kami melakukan kerja sama dalam tahap riset untuk bisa mencari solusi efektif yang mengurangi dampak negatif dari sisa konsumsi tembakau. Tentunya kami melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi bersama mitra riset kami. Dalam hal ini, masyarakat menyambut baik dan antusias bahkan hingga riset sudah selesai. Banyak yang berharap program dilanjutkan,” ujar pria yang akrab disapa Juno ini.
Aksi Kolektif Komunitas dan Industri
Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan tembakau sudah dilakukan oleh berbagai komunitas di belahan dunia. Pada 2019 silam, inisiatif daur ulang datang dari para penggiat usaha Vapo and Alt di Selandia Baru.
Mereka berusaha meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab atas limbah masing-masing konsumen. Hal ini salah satunya disampaikan oleh ketua Vapo and Alt, Jonathan Devery pada satu wawancara mengenai manfaat daur ulang perangkat vape, botol likuid, dan cairan likuid.
Menurut Devery, vaping tidak hanya jauh lebih aman daripada merokok, tapi produk ini sekarang juga jauh lebih ramah lingkungan. Meskipun proses daur ulang limbah elektronik relatif lebih kompleks, namun peluang untuk mengolah limbah tersebut menjadi barang-barang yang bermanfaat seperti furnitur juga besar, ketimbang puntung rokok yang benar-benar tidak dapat didaur ulang.
Berdasarkan laporan dari Statista pada tahun 2020, Indonesia adalah negara penghasil tembakau tertinggi kelima di dunia. Maka, pemerintah Indonesia juga perlu memberikan perhatian lebih terhadap persoalan ini, terutama mengingat kita masih bergulat dengan persoalan sampah yang kerap menjadi isu besar di berbagai tempat.
Langkah-langkah edukasi seperti yang telah dimulai oleh berbagai komunitas pengguna rokok alternatif perlu menjadi contoh untuk merangkul pelaku industri lainnya dalam memberikan perhatian lebih terhadap persoalan lingkungan. Misal, ajang daur ulang limbah botol dan cairan likuid dalam rangka merayakan Hari Bumi pada tanggal 22 April yang lalu oleh grup Vaporizer Jakarta.
Melalui, program bertagar #lebihhijau di sosial media, Vaporizer Jakarta mempunyai misi untuk menyebarluaskan edukasi publik mengenai pentingnya mendaur ulang botol likuid yang tidak terpakai, serta menyediakan fasilitas dropbox di beberapa titik lokasi di Jakarta.
Selain itu, Junerosano berharap bahwa pemerintah dapat mendukung berbagai inisiasi daur ulang produk alternatif tembakau melalui regulasi.
“Menyambut Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada tahun ini, kami berharap pemerintah dapat mewajibkan industri dan perokok untuk menjalankan program pengelolaan sisa konsumsi atau sampah yang dihasilkan dengan penuh tanggung jawab. Semoga berbagai inovasi seperti produk alternatif tembakau dapat menjadi solusi yang lebih ramah lingkungan,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat