Menlu RI Klaim Leadership Indonesia dalam Menginisiasi ASEAN Telah Diakui Dunia
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mengklaim bahwa dalam pengembangan isu kerja sama Indo-Pasifik, Indonesia telah diakui dunia terhadap leadership Indonesia dalam menginisiasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
Posisi Indonesia konsisten bahwa: (i) Kerja sama indo-pasifik harus inklusif, (ii) Kerja sama indo-pasifik harus dilakukan secara sinergis mengingat adanya sejumlah konsep, (iii) Kerja sama indo-pasifik harus diarahkan pada kerja sama konkret dan mendorong sinergi dengan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, (iv) Budaya damai harus terus dikedepankan di Indo-Pasifik.
"Di Paris Februari 2022, saya diundang sebagai pembicara utama. Di Doha Maret 2022, saya juga diundang sebagai pembicara utama. Di Praha, baru minggu lalu, saya diundang sebagai pembicara utama. Dan di Delhi Dialogue minggu lalu juga, saya juga diundang sebagai salah satu pembicara. Undangan-undangan ini tentunya tidak terlepas dari refleksi pengakuan dunia terhadap leadership Indonesia," ujar Menlu Retno dalam Press Briefing Menlu RI yang digelar secara daring, Rabu (22/6/2022).
Baca Juga: Desakan Mahathir ke Malaysia untuk Klaim Kepulauan Riau Direspons Kemenlu, Mohon Disimak
"Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, saya selalu menggunakan kesempatan itu untuk membahas isu yang terus dibahas dalam Presidensi Indonesia, termasuk rencana pertemuan para Menlu G20 yang akan diselenggarakan di Bali tanggal 7-8 Juli 2022 mendatan," lanjutnya.
Ia juga mengatakan, dunia memang sedang menghadapi situasi yang sangat sulit saat ini. Situasi ini justru mendorong presidensi Indonesia untuk lebih aktif dalam menjadikan G20 sebagai katalis bagi pemulihan ekonomi global. Komunikasi intensif harus terus dilakukan di semua layers. Baru-baru ini, Presiden RI juga melakukan pembicaraan per telepon antara lain dengan Sekjen PBB dengan Kanselir Jerman, PM Pakistan, dan juga dengan Presiden Turki.
"Saya sendiri terus melakukan komunikasi secara intensif dengan para Menlu G20 dan Menlu-menlu lain dari negara lainnya. Alhamdulillah di tengah situasi yang sangat rumit dan sulit ini, dukungan terhadap presidensi Indonesia di G20 masih sangat kuat dan diskusi terkait substansi di semua WG sampai saat ini masih berjalan dengan baik sehingga dapat saya sampaikan bahwa Everything is on the right track," ujarnya.
Baca Juga: Menlu Retno: Indonesia Akan Terus Bantu Rakyat Afghanistan
"Di tengah situasi yang sangat sulit dan kompleks ini, kita memilih untuk tidak menggunakan 'megaphone diplomacy' agar tujuan besar yang bermanfaat di dunia dapat terwujud," tambah Menlu Retno.
Selanjutnya, Menlu Retno menyampaikan bahwa situasi (perang Rusia-Ukraina) masih sangat kompleks saat ini. Perang yang berkelanjutan tentunya akan memberikan dampak bagi kemanusiaan termasuk munculnya krisis pangan, energi, dan keuangan.
"Tiga krisis ini yang harus segera ditangani oleh negara dunia agar krisis tidak terus memburuk. Memburuknya krisis pangan, energi dan keuangan dapat dipastikan akan sangat berdampak bagi negara berkembang dan negara dengan pendapatan rendah," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: