Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bawa Angin Segar, Afghanistan bakal Terima Durian Runtuh dari China

        Bawa Angin Segar, Afghanistan bakal Terima Durian Runtuh dari China Kredit Foto: Reuters/Tiziana Fabi
        Warta Ekonomi, Beijing -

        Afghanistan menjadi tujuan perdagangan dan investasi selanjutnya dari China, kata Duta Besar China untuk Afghanistan Wang Yi, Selasa (5/7/2022).

        Wang mengatakan, ada dukungan publik untuk melakukan bisnis di negara yang dikuasai oleh Taliban, terutama setelah terjadi bencana gempa bumi.

        Baca Juga: Iduladha Dirayakan Besar-besaran Dibanding Idulfitri, tapi Masjid-masjid Ditutup China...

        "Selain bantuan kemanusiaan darurat, setelah perubahan politik tahun lalu dan setelah gempa, kami juga memiliki rencana rekonstruksi ekonomi jangka panjang," kata Wang.

        Wang menambahkan, prioritasnya adalah perdagangan, investasi, serta pertanian. Wang mengatakan, saat ini sedang berlangsung negosiasi untuk dua proyek pertambangan besar.

        Termasuk Mes Aynak, yaitu sebuah tambang tembaga di Afghanistan selatan yang memiliki hak perusahaan milik negara China, di bawah pengaturan yang ditengahi dengan pemerintah Afghanistan sebelumnya.

        Sebagian besar cadangan mineral Afghanistan belum dimanfaatkan termasuk bijih besi dan tembaga. Sebelumnya pejabat pemerintahan Taliban, termasuk pemimpin tertinggi kelompok itu mengatakan, Afghanistan perlu mengurangi ketergantungan pada bantuan dan mendorong bisnis.

        Wang menyerukan agar Barat mencairkan dana cadangan bank sentral Afghanistan yang dibekukan akibat sanksi. Menurut Wang, dana yang dibekukan itu milik rakyat Afghanistan.

        "China selalu berpikir bahwa uang adalah milik rakyat Afghanistan. China selalu meminta masyarakat internasional untuk mencairkan dana (bank sentral Afghanistan)," ujar Wang.

        Sejauh ini tiak ada negara yang secara resmi mengakui kepemimpinan Taliban di Afghanistan. Taliban merebut kekuasaan pada tahun lalu setelah Amerika Serikat dan sekutunya menarik pasukannya setelah perang selama 20 tahun.

        Sejak Taliban kembali berkuasa, beberapa negara Barat menjatuhkan sanksi kepada Taliban, yang mencakup pembekuan dana cadangan bank sentral Afghanistan senilai miliaran dolar.

        Dana tersebut dapat dicairkan jika gerilyawan Taliban memenuhi persyaratan seperti mencabut pembatasan partisipasi dalam kehidupan publik bagi perempuan dan anak perempuan. China secara konsisten menyerukan agar Barat mencabut sanksi terhadap Afghanistan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: