Pengamat Sosial Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, menanggapi fenomena remaja dari daerah Citayam dan Bojonggede yang bermain di sekitar taman stasiun MRT Dukuh Atas.
Menurutnya, hal ini terjadi karena para remaja mencari identitas dirinya dan merujuk kepada kehidupan perkotaan.
"Para remaja sekarang melihat kehidupan perkotaan sangat sempurna. Mereka ingin meniru dan merasakannya. Kenapa di dekat stasiun? Karena murah dan mudah. Apakah ini salah? Tentu tidak. Mereka mengekspresikan dirinya," katanya saat dihubungi Republika, Kamis (7/7/2022).
Kemudian, ia melanjutkan referensi gaya hidup di perkotaan banyak berkeliaran di media sosial dan mendapatkan apresiasi masyarakat. Sehingga mereka berusaha memasuki perkotaan dan ingin tahu rasanya seperti apa.
"Budaya kami didominasi gaya hidup di perkotaan. Mereka ingin meniru. Sehingga ini disebut trend metrosentrik. Bahkan temuan saya di lapangan ada yang menginap di situ. Jadi, tanpa mengeluarkan biaya mereka bisa meniru dan bergaya di kota," ujar dia.
Ia menambahkan para remaja tersebut juga ingin diakui. Sehingga ketika mereka diakui, mereka merasa puas dan senang. Hal tersebut dikatakannya ajang mereka untuk berekspresi. Apalagi sekarang adalah zaman digital, begitu ada yang unik langsung viral atau terkenal.
"Ini unik ya. Mereka punya gaya sendiri dan berusaha untuk ingin tahu kehidupan perkotaan seperti apa? Tentu ini harus tetap dikontrol agar dalam koridor positif," kata dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: