Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, bakal meningkatkan pengawasan dalam penyaluran elpiji ukuran 3 kilogram untuk menghindari kemungkinan adanya penyalahgunaan, menyusul adanya kenaikan harga jual elpiji non subsidi.
"Karena alokasi komoditas bersubsidi juga terbatas, maka perlu ada pengawasan agar tidak timbul masalah. Kebetulan bertepatan dengan adanya kenaikan harga elpiji non subsidi, sedangkan saat ini yang kedua," kata Kepala Bidang Fasilitasi Perdagangan, Promosi dan Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Imam Prayitno di Kudus, Senin.
Untuk sementara ini, dia mengakui, belum terlihat adanya migrasi dari konsumen elpiji non subsidi ke elpiji subsidi, mengingat pengumuman kenaikan juga belum lama. Namun pengawasan tetap dilakukan baik secara langsung di lapangan maupun melihat buku catatan dari masing-masing pangkalan elpiji 3 kilogram.
Karena bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha, maka pihaknya juga mengajukan tambahan alokasi elpiji secara fakultatif untuk antisipasi kenaikan permintaan elpiji 3 kg. Sedangkan penyaluran elpiji di lapangan untuk saat ini masih lancar.
Pengawasan tersebut, imbuh dia, juga untuk mewaspadai kemungkinan adanya praktik pengoplosan elpiji subsidi ke non subsidi menyusul adanya disparitas harga yang semakin tinggi antara harga elpiji bersubsidi dengan non subsidi. "Kami juga akan menggandeng Kepolisian untuk memastikan tidak adanya praktik tersebut," ujarnya.
Sutini, salah satu pemilik pangkalan elpiji di Desa Kedungdowo, Kaliwungu mengakui masih memiliki stok elpiji 12 kg yang dijual dengan harga lama, sehingga ketika ada pembeli tetap dijual dengan harga lama. Namun, pelanggan tetap diinformasikan bahwa ada kenaikan harga jual elpiji non subsidi, baik ukuran 12 kg maupun 5,5 kg.
Sementara itu, Area Manager Communication, Relations, and Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho mengungkapkan bahwa kenaikan harga jual hanya untuk elpiji non subsidi, sedangkan elpiji 3 kilogram atau subsidi tidak ada kenaikan.
Untuk penyaluran elpiji subsidi di Kabupaten Kudus rata-rata harian pada bulan Juli 2022, imbuh dia, sekitar 95,4 metrik ton. Sedangkan untuk memantau ada tidaknya migrasi ke elpiji subsidi, maka kami bisa dilihat melalui log book di masing-masing pangkalan.
Harga jual elpiji 5,5 kg sebelum kenaikan sebesar Rp89.000, sedangkan saat ini naik menjadi Rp100.000 untuk tingkat agen, sedangkan elpiji 12 kg sebelumnya Rp188.500, kini naik menjadi Rp213.000 untuk tingkat agen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: