WE Online, Jakarta - Java Festival Production (JFP) mengharapkan "Jakarta International Java Jazz Festival" (JIJJF) atau lebih dikenal dengan Java Jazz yang akan dilaksanakan pada 6 hingga 8 Maret 2015 lebih bersih. "Harapan kami Java Jazz tahun ini lebih bersih dan tak banyak meninggalkan sampah," ujar Direktur Utama JFP Dewi Gotha di Jakarta, Rabu (21/1/2015).
Direktur salah satu promotor festival musik di Indonesia ini menjelaskan terkait pengunjung Java Jazz yang setiap tahun semakin kritis. Para kritikus ini, menurut ia, sempat mengeluhkan banyaknya sampah yang berasal dari festival musik tersebut, yang kemudian mengotori area Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, setelah acara selesai.
Oleh karena itu, JFP sedang mengatur sistem untuk mengakomodir sampah yang ada di area pentas nanti. "Kami berencana menyiapkan dua jenis tempat sampah agar pengunjung dapat memisahkan yang mana sampah yang dapat didaur ulang dan yang mana tidak," kata Dewi kemudian.
Sosialisasi terkait pemisahan sampah ini diakuinya juga merupakan bagian dari kegiatan JFP untuk mendidik dan membiasakan masyarakat memulai kegiatan daur ulang. "Nanti, rencananya, kami juga akan pisah tempat pembuangan tahap duanya, sehingga proses daur ulang itu memang terlaksana tidak hanya setengah jalan," ungkap ia.
Sebelumnya, "Jakarta International Java Jazz Festival" merupakan acara Jazz terbesar yang diselenggarakan setiap tahun oleh Java Festival Production sejak 2005. Penampilan musisi Jazz mancanegara maupun dalam negeri menjadi ciri khas festival musik yang selalu digelar pada awal Maret ini.
Selain aliran Jazz, pagelaran musik internasional yang diprakarsai Peter F. Gontha juga kerap mengusung genre musik lainnya, yaitu R & B, soul, dan reggae. Pada tahun ini, JFP akan menghadirkan musisi mancanegara Jessi J, Christina Perri, Bobby McFerrin serta sejumlah musisi asal Jepang dan dalam negeri. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Achmad Fauzi
Tag Terkait: