Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hilang Usai Digeruduk Massa, Ke Mana Larinya Presiden Rajapaksa dan Perdana Menteri Wickremesinghe?

        Hilang Usai Digeruduk Massa, Ke Mana Larinya Presiden Rajapaksa dan Perdana Menteri Wickremesinghe? Kredit Foto: Reuters/Dinuka Liyanawatte
        Warta Ekonomi, Kolombo -

        Dua hari setelah puluhan ribu pengunjuk rasa memaksa presiden dan perdana menteri Sri Lanka meninggalkan tempat tinggal mereka, kedua pemimpin itu seketika hilang begitu saja.

        Sementara keberadaan Presiden Gotabaya Rajapaksa yang diperangi tidak diketahui publik, para pejabat mengatakan kepada Al Jazeera pada Senin (11/7/2022) bahwa pidato Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe saat ini adalah rahasia yang dijaga ketat.

        Baca Juga: Pakar Sebut Nasib Jokowi Bakal Seperti Rajapaksa, Ruhut Sitompul: Hidupnya Ngebacot Terus, Gila!

        Beberapa jam sebelum para pengunjuk rasa mulai berbaris menuju Gedung Presiden dan kantornya di ibunkota Kolombo pada Sabtu (9/7/2022) pagi, polisi mengumumkan jam malam yang dikecam sebagai ilegal oleh para ahli hukum.

        Di tengah kebingungan dan kekacauan setelah pengumuman jam malam pada Jumat (8/7/2022) malam, diyakini keamanan presiden membuat pengaturan agar Rajapaksa melarikan diri ke tempat yang lebih aman.

        Wartawan dan analis politik Kusal Perera mengatakan kepada Al Jazeera bahwa keamanan presiden memiliki opsi untuk membawanya ke kamp angkatan laut melalui bunker bawah tanah yang dibangun selama kepresidenan kakak laki-laki Gotabaya, Mahinda Rajapaksa.

        Dari sana, para ahli percaya, presiden berusia 73 tahun itu bisa saja dibawa ke kapal angkatan laut melalui pelabuhan Kolombo.

        “Perahu-perahu itu (siap) siaga di kamp angkatan laut sejak kepresidenan Mahinda Rajapaksa,” kata Perera, yang merupakan rekan dekat Mahinda, dilansir Al Jazeera.

        “Oleh karena itu, saya dapat berasumsi bahwa Gotabaya Rajapaksa mungkin telah dibawa ke kamp angkatan laut Sri Lanka yang berdekatan melalui bunker bawah tanah dan kemudian dibawa ke beberapa lokasi lain oleh angkatan laut bersama dengan keamanan presiden,” katanya.

        “Tapi saya sebenarnya tidak tahu di mana kapal itu saat ini. Ini hanya perhitungan kasar,” imbuh Perera.

        Banyak laporan media, mengutip sumber-sumber militer, juga mengatakan Rajapaksa saat ini berada di kapal angkatan laut di laut.

        Sumber yang dekat dengan presiden juga mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia bisa berada di kapal di dekat perbatasan Sri Lanka dan dia bisa melarikan diri dari negara itu jika situasinya semakin buruk.

        Menteri Keamanan Publik Tiran Alles, menteri yang bertanggung jawab atas kepolisian, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa para pejabat keamanan dijadwalkan bertemu pada Senin malam untuk menilai situasi keamanan di negara itu.

        Pengaturan keamanan bagi para pemimpin politik juga akan menjadi agenda, katanya.

        “Kami tidak akan membahas di mana presiden berada. Kami tidak akan membahasnya atau mengungkapkannya,” kata Alles kepada Al Jazeera.

        "Saya pikir bahkan tidak pantas untuk menanyakan pertanyaan itu," sambung Alles.

        Minelle Fernandez dari Al Jazeera, di Kolombo mengatakan, “Tidak ada indikasi jelas di mana tepatnya Presiden Gotabaya Rajapaksa berada. Ada banyak spekulasi dan obrolan di media sosial dari visual yang terlihat dari dua kapal angkatan laut beberapa hari yang lalu, memuat barang bawaan dengan sangat terburu-buru. Orang mengira Rajapaksa pergi dengan kapal. Lalu ada cerita bahwa dia mencari perlindungan di sebuah kamp militer di timur laut negara itu, sebuah pangkalan angkatan laut besar yang juga memiliki rute keluar. Ada orang lain yang mengatakan dia berada di kompleks pertahanan militer besar yang dekat parlemen, di luar kota. Tetapi tidak ada konfirmasi untuk klaim-klaim ini.”

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: