Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dibuat Geram, PDIP Blak-blakan, 'Anies Baswedan Menjauhi Masyarakat di Akhir Masa Jabatannya'

        Dibuat Geram, PDIP Blak-blakan, 'Anies Baswedan Menjauhi Masyarakat di Akhir Masa Jabatannya' Kredit Foto: Pemprov DKI Jakarta
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sikap Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat banjir terjadi di sejumlah wilayah ibu kota pada Sabtu (16/7/2022) lalu terus menuai kontroversi.

        Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth mengatakan dirinya geram akan hal tersebut. Pasalnya, Anies tak hadir untuk menemui warga yang menjadi korban.

        Baca Juga: Duet Bareng AHY Menarik, Tapi Anies Baswedan Jangan Lupa, Ada Ancaman Ini Buat Elektabilitas Anda!

        Kenneth melihat Anies malah lebih memilih datang ke agenda pertemuan kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Jakarta International Stadium (JIS) saat itu. Hal ini disebutnya menunjukan Anies tak memiliki rasa empati pada korban banjir.

        "Saya melihat bahwa Gubernur Anies lebih kerap membanggakan JIS, terbukti hari Sabtu kemarin tanggal 16 Juli pada saat bersamaan warga kebanjiran parah, dia malah buat acara di JIS. Enggak ada rasa empatinya sama sekali," ujar Kenneth dalam keterangannya, Selasa (19/7/2022).

        Padahal, kata Kenneth, JIS bukan hanya menjadi prestasi Anies semata karena gubernur sebelumnya juga memiliki andil dalam perencanaannya. Ia menilai kedatangan Anies seharusnya bisa menjadi bentuk dukungan bagi korban banjir.

        "Jika beliau tidak bisa memberikan solusi dalam penanggulangan banjir ini, tetapi bisakan dalam bentuk dukungan lain yaitu dengan dukungan moril untuk hadir di tengah korban banjir saja sudah sedikit banyak bisa memberikan penghiburan bagi warga yang wilayahnya terdampak banjir parah," ucapnya.

        Pada hari yang sama, Anies juga melakukan inspeksi dadakan (sidak) ke kawasan Stasiun BNI City, Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Ia menemui para remaja dari luar ibu kota yang disebut Sudirman, Citayam, Bojonggede, dan Depok (SCBD) yang kerap nongkrong di lokasi itu.

        "Gubernur Anies seperti menjauhi masyarakat diakhir masa jabatannya sebagai gubernur. Seharusnya dia lebih giat dalam bekerja dalam menyelesaikan seluruh permasalahan di Jakarta. Jangan malah nongkrong dengan anak muda SCBD pada saat warganya lagi kebanjiran," jelasnya.

        Baca Juga: Nyanyi di JIS, Anies Baswedan Jadi Sorotan, Disebut Lebih Buruk dari Firaun!

        Kenneth juga menilai program penanggulangan banjir yang dicanangkan orang nomor satu di Jakarta itu gagal total. Sebab, apa yang dilakukan sebelum musim penghujan sama sekali tidak membantu dalam menanggulangi banjir di ibu kota.

        "Program penanggulangan banjir ala Gubernur Anies gagal total, karena tidak fokus pada normalisasi kali, semuanya hanya sifatnya teori semata. jangan saat kejadian banjir baru sibuk kalang kabut seperti ini. Masalah normalisasi kali dan tanggul rob tidak dikerjakan secara maksimal," ucapnya.

        Ia menilai banjir masih terus terjadi karena Gubernur Anies Baswedan tidak memiliki terobosan atau solusi dalam menanggulangi banjir.

        Baca Juga: Hasil Survei Berbicara, Eh Elektabilitas Duet Anies dan AHY Disebut Halu, Demokrat: Iri Bilang Bong!

        Dalam banjir pekan lalu itu, wilayah yang kebanjiran adalah pemukiman di bantaran sungai. Kenneth menilai perlu ada solusi nyata mengingat kejadian banjir selalu terjadi berulang kali.

        "Pemprov DKI dalam hal ini Gubernur Anies, hingga saat ini tidak mempunyai terobosan atau solusi yang signifikan dalam menangani banjir yang kerap melanda warga di pinggiran kali," ketusnya.

        Kenneth menyoroti banjir yang kerap melanda wilayah Kembangan Utara. Menurutnya di lokasi itu sudah lama membutuhkan sheet pile untuk mencegah banjir tapi tak juga dikerjakan Pemprov DKI.

        "Di Kembangan Utara itu sampai sekarang belum menemukan titik temu, Pemprov DKI harus melakukan terobosan dalam menangani masalah ini, solusinya harus di sheet pile pinggiran kalinya. Kalau tidak di sheet pile, sampai dunia kiamat ya setiap kali dapat banjir kiriman pasti warga akan kebanjiran terus," jelas Kenneth.

        Saat ini, wilayah yang terendam banjir rata-rata adalah dampak dari luapan air kali. Hal ini disebutnya menjadi bukti Pemprov DKI Jakarta hingga saat ini tidak fokus dan serius dalam menjalankan program normalisasi sungai.

        Baca Juga: Puji Langkah Jenderal Listyo Nonaktifkan Irjen Ferdy Sambo, Pengamat: Kasus Ini Ujian bagi Polri

        "Setiap Kali Angke, Pesanggrahan dan Ciliwung kalau meluap ya warga akan kebanjiran terus. Kemarin saya memonitor bahwa wilayah yang banjir rata-rata dari luapan kali karena pinggiran kalinya tidak di sheetpile. Kalau seperti ini berartikan program normalisasi sungai enggak berjalan," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: