Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kantongi Restu Pemegang Saham, Diagnos Rambah Bisnis Klinik Sebagai Lini Bisnis Baru

        Kantongi Restu Pemegang Saham, Diagnos Rambah Bisnis Klinik Sebagai Lini Bisnis Baru Kredit Foto: Ist
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Emiten laboratorium, PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) memngantongi restu pemegang saham untuk melakukan penambahan bidang usaha klinik dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). 

        Direktur Utama DGNS Mesha Rizal Sini mengatakan jika perseroan akan membangun Laboratorium Klinik di Bandung, Jawa Barat.

         “Perseroan memperkirakan pengeluaran awal (initial outlay) proyek ini Rp 4,09 miliar, tingkat diskonto 12%, dan potensi keuntungan investasi (internal rate of return/IRR) yakni 26,19%, melebihi tingkat diskonto, serta dengan nilai NPV (Net Present Value) Rp 3.96 Miliar,” ujar Mesha, di Jakarta, Rabu (20/7/2022).

        Baca Juga: Diagnose Luncurkan DNAandMe, Produk dan Layanan Tes Genetik

        Lebih lanjut Mesha menyebut jika dalam RUPSLB juga menyetujui perubahan susunan direksi dengan menambahkan jabatan Direktur Operasional & Marketing Dilly Dwiasri dan Direktur Finance Accounting & IT Fergus Richard. 

        Dengan demikian, susunan Dewan Komisaris dan Direksi DGNS setelah RUPSLB yakni:

        Dewan Komisaris

        Komisaris Utama: Ivan Rizal Sini

        Komisaris: Nurhadi Yudiantho

        Komisaris: Rudi Budianto Tjahyadi

        Direksi

        Direktur Utama: Mesha Rizal Sini 

        Direktur: Renobulan Rizal Sini

        Managing Director: Dennis Jacobus

        Direktur Operasional & Marketing: Dilly Dwiasri

        Direktur Finance Accounting & IT: Fergus Richard

        Strategi Bisnis 

        Perseroan meyakini bila pada tahun ini industri kesehatan akan mengalami peningkatan seiring dengan perubahan pola masyarakat selama pandemi Covid-19.

        Mesha mengungkap bila strategi yang tetap dilakukan ialah fokus mengembangkan sumber bisnis, produk dan mutu layanan, penyempurnaan bisnis proses, dan memperluas peluang kerja sama dengan rekanan baru demi membuka pasar baru. 

        “DGNS juga akan beradaptasi dengan teknologi dan digitalisasi menghadapi industri 4.0, dimana DGNS menyiapkan beberapa strategi-strategi transformasi digital yang langsung merubah layanan-layanan perseroan baik dari layanan laboratorium klinik, maupun layanan laboratorium genetik yang dimiliki perseroan,” ujar Mesha. 

        Baca Juga: Diagnos Laboratorium Pacu Ekspansi Bisnis dengan Bangun Klinik di Bandung

        Ia mengungkapkan bila pada 29 Maret 2022, perseroan membuka outlet di Kebon Jahe, Kelurahan Cipare, Kecamatan Serang, Banten, dengan menggandeng PT Amalia Jannah Medika Serang. 

        DGNS juga melakukan penyertaan saham seri A2 di startup bioteknologi Singapura, Nalagenetics Pte Ltd, sebanyak 184,046 saham senilai US$ 500.000 atau setara dengan Rp 7,19 miliar (kurs Rp 14.389/US$).

        Di kuartal I-2022, DGNS mencatat kinerja positif dengan pendapatan Rp 57,89 miliar  atau meningkat 13% dari periode kuartal ke 4-2021 yaituRp 51,2,87 miliar (quarter on quarter/qoq).  Laba bersih tercatat meningkat menjadi Rp 8,40 miliar secara kuartalan (quarter on quarter/qoq) dari kuartal IV-2021 yang di bawah Rp 1 miliar.

        DGNS meraih pendapatan pemeriksaan non-Covid-19 sebesar Rp 31,8miliar, naik 57,8% dari sebelumnya Rp 19,3 miliar yoy, seiring dengan jumlah tes non-covid yang naik 41,3 % menjadi 171.000 tes dari 121.000 tes. Layanan medical checkup bahkan melesat 259,8% menjadi 2.853 pemeriksaan dari 779 pemeriksaan.

        “Pertumbuhan sektor layanan pemeriksaan genomik juga menjadi salah satu pendapatan yang akan kembali tumbuh di era ini, ditandai dengan pertumbuhan 50% yoy di Q1-2022,” ujar Managing Director DGNS Dennis Jacobus.

        Tahun lalu, perusahaan membukukan pendapatan Rp 302,18 miliar, naik 65% dari 2020 sebesar Rp 183,17 miliar seiring dengan pendapatan pelanggan pihak ketiga yang melesat 155%, didominasi pelanggan klien korporasi 34%. 

        “Tahun ini prospek industri kesehatan masih terus tumbuh lantaran perubahan pola masyarakat selama pandemi, di mana masyarakat mulai sadar pentingnya pencegahan (preventif) melalui pemeriksaan dini kesehatan,” kata Dennis.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: