Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Waspada Tekanan Inflasi Global, BI Putuskan Pertahankan BI7DRR Sebesar 3,50%, Berikut Keterangannya!

        Waspada Tekanan Inflasi Global, BI Putuskan Pertahankan BI7DRR Sebesar 3,50%, Berikut Keterangannya! Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tetap mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25 persen.

        Hal ini Perry sampaikan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Juli 2022.

        Baca Juga: DKI Jakarta Sumbang 17,19 Persen Ekonomi Nasional, Bagaimana dengan Inflasinya?

        “Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi inti yang masih terjaga di tengah risiko dampak perlambatan ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri,” ujar Perry, mengutip sebagaimana dalam rilisnya, Kamis (21/7/2022).

        Lebih lanjut, Gubernur BI menyebutkan prakiraan pertumbuhan Perekonomian global yang tumbuh lebih rendah dari proyeksi sebelumnya, di tengah meningkatnya risiko stagflasi dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. 

        “Tekanan inflasi global terus meningkat seiring dengan tingginya harga komoditas akibat berlanjutnya gangguan rantai pasokan, yang disebabkan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang terus berlangsung,” terangnya.

        Meski bengitu, Perry mengungkapkan bahwa perbaikan ekonomi domestik diprakirakan terus berlanjut, meskipun dampak perlambatan ekonomi global perlu tetap diwaspadai. Selain itu, kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) juga diprakirakan tetap baik di tengah meningkatnya tekanan terhadap arus modal.

        “Neraca pembayaran tersebut didukung neraca transaksi modal dan finansial terutama dalam bentuk penanaman modal asing (PMA),” ujarnya

        Di sisi lain, Perry juga memprakirakan nilai tukar Rupiah masih akan mengalami tekanan di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi, serta meningkatnya Inflasi akibat tingginya tekanan dari sisi penawaran.

        “Bank Indonesia terus melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah melalui tim pengendalian inflasi baik di pusat maupun di daerah (TPIP dan TPID),” ujarnya.

        Sementara terkait ketahanan sistem keuangan, Perry juga menyebutkan bahwa ketahanan sistem keuangan masih akan tetap terjaga dan intermediasi perbankan terus meningkat. 

        Baca Juga: Ungkit Chat Mesum HRS, Tokoh Ini Blak-blakan Soal Habib Rizieq Bebas Bersyarat: Seyogyanya...

        “Bank Indonesia terus mendorong perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada sektor prioritas dan inklusif, serta memperkuat sinergi dengan Pemerintah, otoritas lainnya dan dunia usaha,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Martyasari Rizky
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: