Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dorong Adaptasi Digital, Kominfo Minta Masyarakat Indonesia Belajar dari Komodo

        Dorong Adaptasi Digital, Kominfo Minta Masyarakat Indonesia Belajar dari Komodo Kredit Foto: Rena Laila Wuri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pertemuan Ketiga Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 Indonesia diselenggarakan pada 20-22 Juli 2022 di Labuan Bajo. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan sejarah dan keberadaan Komodo akan menjadi cermin ketangguhan adaptasi dan resiliensi yang bisa digunakan menghadapi digitalisasi.

        Seperti diketahui Labuan Bajo yang terkenal dengan keindahan, menawarkan lebih dari sekadar pemandangan yang memesona. Lebih dari itu, jika melihat lebih dekat pada masyarakat, alam, dan budaya ada banyak pelajaran yang bisa diambil berkaitan dengan keberadaan fauna endemik Komodo.

        Baca Juga: Isu Pasal Karet Permenkominfo 5/2022 Mengancam Kebebasan Berpendapat, Ini Kata Kominfo!

        “Itu bisa mengajari kita banyak hal tentang kekuatan, ketahanan, atau apa yang saya sebut sebagai kemampuan bertahan hidup adaptif. Bagi saya, Labuan Bajo lebih dari sekadar tempat indah di Indonesia. Tempat ini bersama penduduknya, endemik Komodo yang menyerupai Naga dan banyak warisan budayanya,” tegasnya dalam Gala Dinner Pertemuan Ketiga Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 Indonesia, di Puncak Waringin, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu (20/07/2022) malam.

        Menteri Johnny menjelaskan keberadaan Komodo, hewan serupa naga yang pertama kali diakui secara global pada tahun 1910. Menurutnya, sejak itu ilmuwan di seluruh dunia telah mendalilkan bagaimana makhluk purba yang hidup di sekitar bumi 3,9 juta tahun lalu, masih bertahan. Fosil hidup dengan keindahan dan ukuran yang lebih besar menguasai alam Pulau Komodo dan daratan di sekelilingnya.

        “Dinosaurus yang masih hidup. Ada banyak teori di luar sana tentang bagaimana Komodo yang menyerupai Naga masih hidup di antara kita, namun tetap menjadi fakta bahwa terlepas dari dunia yang menantang dan tantangannya, Naga kehidupan nyata ini masih hidup dan masih menunjukkan kemampuan bertahannya sebagai predator puncak,” tuturnya.

        Menkominfo menyatakan semangat adaptasi dan bertahan hidup yang ditunjukkan Komodo lebih dibutuhkan di zaman digital. Apalagi saat ini, setiap orang telah dan masih menghadapi dunia yang terus berubah serta tantangan yang mendorong manusia selalu beradaptasi dan bertahan.

        Baca Juga: "Habib Rizieq Mau Menemui dan Akan Bicara dari Hati ke Hati dengan Jokowi"

        “Contoh survivabilitas adaptif semangat lebih dibutuhkan di zaman digital. Di sini saya dapat mengatakan bahwa semangat seperti itu dibutuhkan juga di era digital saat ini,” tandasnya.

        Dalam kisah Pulau Flores bagian Barat dan sejarah Komodo purba, kemampuan beradaptasi dan bertahan hidup membutuhkan banyak waktu dan usaha. Oleh karena itu, Menteri Johnny menilai kolaborasi menjadi satu-satunya cara bertahan hidup agar dapat bertahan menghadapi tantangan digital saat ini dan masa depan.

        “Saya bertanya kepada kita semua malam ini, bisakah kita bekerja secara individu? Pelan tapi pasti dan masih bertahan dari disrupsi digital? Saya yakin, secara individu kita hanya bisa berharap untuk dapat mengatasi waktu tapi tidak mampu beradaptasi. Karena arus digitalisasi terlalu cepat sehingga kita mengalami banyak proses evolusi. Kolaborasi adalah satu-satunya cara bertahan hidup, bersama-sama kita mengkatalisasi proses adaptasi sambil berpegangan tangan,” ajaknya.

        Baca Juga: Tak Ada Denda Administratif, Kominfo Bakal Blokir Platform yang Masih Bandel pada 27 Juli 2022

        Menkominfo menegaskan kolobarasi merupakan langkah yang relevan dengan upaya kolektif untuk membawa dunia beradaptasi dan bertahan dalam transisi ke era digital.

        “Saya sangat berharap melalui pertemuan Kelompok Kerja Ekonomi Digital yang ketiga ini dan yang akan datang, kita dapat bersama-sama memajukan adaptasi digital ke dalam kehidupan masyarakat,” ungkapnya.

        Menteri Johnny menyatakan upaya meningkatkan kemampuan bertahan hidup selama disrupsi digital menjadi penting dan dapat diadaptasi dari situasi di Labuan Bajo.

        “Saya harap sambutan singkat saya dapat melukiskan gambaran yang lebih bermakna tentang pengalaman kita semua selama di Labuan Bajo, Pulau Flores bagian Barat,” ujarnya.

        Baca Juga: Dengan Suara Serak, Jokowi Menjawab Pertanyaan Terkait Insiden di Rumah Ferdy Sambo, Cuitan Fahri Hamzah: Beliau Perlu Istirahat, Minum Air…

        Menkominfo juga mengharapkan delegasi negara anggota G20 akan dapat mengikuti pertemuan DEWG selanjutnya di bulan Agustus yang berlangsung di Pulau Bali.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rena Laila Wuri
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: