UMKM Lokal Menuju Global, Kominfo: Pertemuan Ketiga DEWG G20, Momentum Tepat!
Kementerian Komunikasi dan Informatika memberikan peluang bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mengambil bagian dalam Pertemuan Ketiga Kelompok Kerja Ekonomi Digital G20 atau 3rd Digital Economy Working Group (DEWG) Meeting G20 yang berlangsung di Labuan Bajo pada 20 hingga 22 Juli 2022.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan salah satu tantangan dalam membangkitkan ekonomi digital pemanfaatan infrastruktur digital di sektor hilis. Oleh karena itu, Kementerian Kominfo berupaya agar manfaat ekonomi digital ekonomi yang bertumbuh dan berkembang dengan pesat ini bisa dinikmati oleh segenap masyarakat.
Baca Juga: Kominfo: Keseimbangan Aliran Data Lintas Batas Negara Jadi Kunci Ekonomi Digital
“Sekarang menjadi tugas sekaligus tantangan bagi kita semuanya, bahwa masyarakat mengambil bagian yang aktif di dalamnya, secara khusus untuk masyarakat menengah bawah atau small medium and micro enterprises, nah itu yang harus kita dorong bersama,” ungkap usai membuka Pertemuan Ketiga DEWG G20 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur dikutip dalam keterangan rilisnya, Senin (25/7/2022).
Oleh karena itu, Menkominfo mendorong pelibatan pelaku UMKM dalam momentum DEWG G20.
“Ini salah satu wujud konkret ya bahwa pembangunan infrastruktur digital, Pertemuan G20, dan prioritas isu-isu DEWG G20,” tandasnya.
Dalam Pertemuan Ketiga DEWG G20, ada lima pelaku UMKM ikut memamerkan dan menjual produk kain tenun, kopi, snack atau cemilan, minuman tradisional (sari kunyit dan jahe), suvenir dan produk asli NTT lain. Pelaku UMKM itu di bawah binaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perumda Bidadari Kabupaten Manggarai Barat.
Direktur BUMD Perumda Bidadari Manggarai Barat, Werry, menyatakan dalam event DEWG G20 itu, pihaknya menggandeng beberapa pelaku UMKM untuk ikut serta memperkenalkan produknya kepada para delegasi dan tamu undangan yang hadir. Menurut Werry, para pelaku UMKM menyambut positif, karena telah ikut terlibat dalam event itu.
"Mereka sangat senang sekali, karena mereka diberikan kesempatan untuk mempromosikan produknya langsung," jelas dia.
Baca Juga: Menkop-UKM Sambut Solo Keroncong Festival 2022 Jadi Ajang UMKM Berkreasi dan Berinovasi
Para pelaku UMKM pun berharap agar pemerintah bisa terus mengajak mereka terlibat, sehingga pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Labuan Bajo ikut merasakan, adanya manfaat dari event G20.
Pemilik Florasta Barista Kopi Tuk, Agustinus Suban Puka, menyatakan delegasi dan tamu undangan DEWG G20 sangat suka dengan Kopi Tuk asal Flores hasil racikanya sendiri.
"Saya sangat gembira dan senang, karena bisa ada di sini untuk melayani para tamu atau delegasi. Tadi ada yang sudah masuk (ke ruang meeting), dan kembali lagi ke sini. Mereka sepertinya senang dan ketagihan," ujarnya.
Baca Juga: Kominfo Sebut Berita Bahaya BPA pada Galon Isi Ulang bukan Hoax
Agustinus yang keseharianya berdagang kopi keliling di sekitar Labuan Bajo menyatakan, Kopi Tuk racikan yang paling disukai delegasi adalah jenis Florasta Blend. Proses pengolahannya dilakukan dengan cara menggoreng atau sangrai kemudian menumbuk biji kopi hingga halus dengan menggunakan alat tradisional seperti lesung. Cara itu bisa membuat cita rasanya berbeda dengan kopi yang lain.
"Florasta Blend adalah racikan saya sendiri. Sehingga rasanya beda. Terlebih kopi itu tingkatan sangrai-nya, saya sangrai sendiri. Sehingga kematangan kopi itu menghasilkan rasa dan aroma yang pas," jelas dia.
Metode penyeduhan pun sederhana, air mendidih dituangkan ke gelas yang sudah terisi kopi. Menurut Agustinus, kopi ini sangat pas untuk menemani menikmati matahari tenggelam di Labuan Bajo yang memanjakan mata.
"Saya sangat senang dan bangga bisa dilibatkan dalam pameran di event DEWG G20 itu. Saya yakin para delegasi G20 sudah tidak asing dengan citarasa kopi Flores yang sudah cukup populer bagi pecinta kopi dunia," ungkapnya.
Agustinus menjelaskan, Florasta Blend adalah perpaduan antara Kopi Arabika Bajawa dan Robusta Manggarai.
"Jadi itu campuran dua jenis kopi yang bertemu di dalam satu gelas menjadi kopi tuk. Rasanya unik, tidak terlalu pahit dan asam. Aromanya juga pas sehingga banyak disukai," jelasnya.
Menurut Agustinus, untuk Kopi Arabika tumbuh di dataran tinggi Flores di ketinggian 800 hingga 1.200 meter di bawah permukaan laut (mdpl). Sedangkan Kopi Robusta Manggarai tumbuh di 300 hingga 1200 mdpl. Agustinus berharap dengan adanya event pertemuan DEWG G20, kopi asal Flores bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas, khususnya di mancanegara.
Baca Juga: Jamkrindo Akan Kokohkan Ekosistem Digitalnya Guna Bantu Akselerasi Digital UMKM
Tak hanya pelaku UMKM, tiga perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia (provider) jasa layanan telekomunikasi selular seperti Telkomsel, Indosat dan XL Axiata juga ikut memeriahkan pameran tersebut. Termasuk WIR Group yang menampilkan teknologi metaverse yakni melalui aplikasi virtual reality dan augmented reality. Dalam pameran tersebut, para delegasi dapat mencoba dua teknologi metaverse hasil karya anak bangsa yang telah mendunia itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar