Presidensi G20 digadang-gadang akan berdampak signifikan pada perekonomian UMKM. Seperti yang diketahui, UMKM merupakan salah satu isu strategis yang dibahas dalam forum G20, baik oleh working group maupun engagement group. Selain menjadikan UMKM sebagai topik pembahasan, G20 juga disinyalir dapat mendongkrak daya saing UMKM Indonesia di kancah global.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop-UKM), melalui SMESCO Indonesia, tengah berupaya mengusung 20 UMKM terpilih untuk menjadi cenderamata ofisial gelaran Presidensi G20 Indonesia. Produk yang ditawarkan oleh UMKM terpilih tersebut terdiri dari berbagai kategori, mulai dari fesyen dan aksesoris, tas dan peralatan tulis, kosmetik dan produk kesehatan, produk kerajinan tangan, hingga kemasan yang dipersonalisasi.
“Kegiatan G20 ini akan kami manfaatkan untuk promosi produk UMKM yang sudah siap masuk ke pasar global. Kalau semua kegiatan G20 cendera mata ofisialnya produk UMKM, saya kira ini akan menjadi ajang promosi yang paling efektif,” kata Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM, di Smesco Tower, Selasa (26/7/2022).
Baca Juga: Kolaborasi dengan KontrakHukum, Smesco Indonesia Dorong Kemudahan Legalitas bagi UMKM
Pada gelaran G20, delegasi yang diperkirakan akan datang ke Indonesia jumlahnya mencapai 20.988 orang. Apabila staf atau anggota keluarga mereka turut hadir, maka jumlah kunjungan internasional selama G20 bisa menyentuh angka 83 ribu orang.
“Jadi, ketika para delegasi menggunakan produknya, mereka bisa membawa cerita itu ke negara mereka, sehingga berlangsung word of mouth. Saya kira ini bisa jadi awal yang baik untuk membuka jalur ekspor Indonesia dari UMKM,” tambah Leonard Theosabrata, Direktur Utama SMESCO Indonesia.
Hal tersebut turut diamini oleh Koordinator Tim Asistensi dan Kemitraan G20 Indonesia, Wishnutama Kusubandio. Dia menilai Presidensi G20 bukan sembarang kegiatan yang mudah didapatkan. Oleh karena itu, momentum ini perlu dimanfaatkan secara optimal, termasuk dalam mengakselerasi pertumbuhan UMKM lokal.
“Kita perlu memanfaatkan G20 untuk meningkatkan potensi-potensi Indonesia, khususnya UMKM,” tuturnya.
Kurasi 20 UMKM untuk Jadi Cendera Mata Ofisial G20
Leonard menjelaskan sebanyak 1.204 UMKM yang mendaftar untuk diusung sebagai cendera mata ofisial G20. Jumlah itu kemudian dikurasi menjadi 688 UMKM pada tahap pertama, 100 UMKM pada tahap kedua, hingga akhirnya terpilih 20 UMKM yang akan diajukan menjadi cendera mata ofisial G20.
Dalam mengurasi produk UMKM, SMESCO Indonesia menggandeng empat kurator yang dipilih secara independen, yakni Ketua Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi (PPA) Komestika Indonesia Solihin Sofian, Program Manager ESMOD Jakarta Patrice Desilles, desainer grafis Uci Z Soemarmo, dan Dewan Kerajinan Nasional (DEKRANAS) Yukako Akasi.
“Kurasi dilakukan oleh tim independen yang dipilih sesuai kompetensinya masing-masing,” kata Leonard.
Adapun selama proses kurasi, panitia dan kurator tidak diperkenankan melakukan kontak fisik. Seluruh proses berlangsung secara daring melalui Zoom dan sampel produk dikirim melalui jasa logistik.
Leonard tak merinci lebih jauh ketika ditanya mengenai kriteria kurasi atas UMKM yang terpilih. Meski demikian, ia mengaku proses kurasi dilakukan secara terbuka.
“Kami punya parameter tersendiri yang mungkin berbeda dengan kementerian atau penyelenggara lain. Tetapi, kami berharap UMKM yang terpilih ini bisa dipakai di G20 sehingga UMKM terwakilkan di forum internasional,” tutur Leonard.
Jagokan Wellness Product
Menteri Teten Masduki mengatakan terdapat beberapa produk Indonesia yang potensial untuk dipromosikan ke pasar global, di antaranya produk kriya, superfood, dan wellness product.
“Pasar global sangat kuat dengan produk griya, home decor. Ini yang kami ingin jadikan cenderamata ofisial [G20]. Indonesia juga kaya dengan produk superfood seperti Moringa dan daun kelor,” jelas Teten.
Sementara untuk wellness product itu sendiri, Teten mengungkapkan produk di kategori ini tengah mengalami pertumbuhan 16% hingga 20% di pasar internasional. Kondisi ini menjadi suatu peluang yang cerah bagi Indonesia bila mengingat kekayaan alam yang dimiliki oleh negeri ini.
“Indonesia adalah salah satu negara yang biodiversity-nya luar biasa. Jadi, banyak yang bisa kita kembangkan sampai ke hilirisasi. Nanti akan kita hadirkan kerja sama dengan Indonesia Wellness Institute untuk menghadirkan wellness product di hotel-hotel tempat tamu delegasi [G20] menginap,” tambahnya.
Optimalkan UMKM
Tak hanya mempromosikan UMKM di ajang G20, Kemenkop-UKM juga akan membina para pelaku UMKM dari sisi pemasaran dan produksi. Binaan ini akan turut melibatkan bantuan dari agregator.
Menurut Teten, peran agregator dalam hal ini ialah untuk mengonsolidasikan produk UMKM yang terbilang kecil sehingga kuantitas dan kualitas produk UMKM dapat lebih stabil dan terjaga.
Di sisi lain, Kemenkop-UKM juga menyiapkan rencana untuk penyelenggaraan Bali Collection di tanah seluas delapan hektare pada side event G20. Gelaran ini nantinya akan turut melibatkan UMKM dari berbagai kategori, mulai dari kuliner hingga fesyen.
“Kami juga akan bantu dari sisi online, termasuk di main event dan side event,” imbuh Teten.
Kemenkop-UKM dan SMESCO Indonesia juga baru mengesahkan kerja sama dengan PT Legal Tekno Digital yang merupakan pengelola aplikasi KontrakHukum.com. Kerja sama ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi para pelaku UMKM dalam memperoleh legalitas atas usaha yang mereka jalani.
“Kami ingin mentransformasi proses yang panjang, ribet, dan berbelit dalam mendapatkan dokumen legalitas dengan menggunakan teknologi, sehingga tercipta metode yang paling efisien dan terjangkau bagi UMKM,” ungkap Rieke Caroline, Direktur PT Legal Tekno Digital.
Rieke menambahkan, legalitas merupakan suatu aspek penting bagi pelaku usaha, khususnya UMKM, agar dapat mendorong UMKM naik kelas dan memiliki daya saing yang berkelanjutan. Sebab, dengan berlegalitas, UMKM akan mendapatkan lebih banyak kemudahan dalam menjalankan usahanya, baik dari sisi kepercayaan pasar maupun akses pinjaman.
Salah seorang pelaku UMKM yang memiliki bisnis kopi, Nico Saputra, mengaku merasa terbantu dengan kehadiran KontrakHukum.com. Dalam kegiatan penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU), Kemenkop-UKM, SMESCO Indonesia, dan PT Legal Tekno Digital, Nico mendemonstrasikan proses pengajuan dokumen legalitas melalui KontrakHukum.com.
Pengajuan dokumen legalitas melalui serangkaian proses, mulai dari pemilihan nama usaha, proses verifikasi nama usaha, detail kepemilikan saham, hingga berlanjut ke pembayaran serta tanda tangan dokumen legalitas yang dapat dilakukan secara digital. Waktu yang dibutuhkan Nico untuk menyelesaikan proses pengajuan dokumen legalitasnya yaitu sekitar 12 menit.
“Sejauh ini tidak ada kendala [menggunakan KontrakHukum.com]. Prosesnya mudah dipahami buat kita-kita [pelaku UMKM] yang kadang tidak terbiasa dengan internet,” ujar Nico.
Melanjuti pernyataan Nico, Menteri Teten Masduki mengimbau para pelaku UMKM yang telah memperoleh legalitas badan usaha untuk segera mendaftarkan merek mereka ke Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Sebab, apabila merek dagang UMKM telah terdaftar di HAKI, pelaku UMKM juga dapat mengembangkan valuasi hingga brand value bisnisnya. Dengan begitu, ke depannya mereka akan lebih mudah untuk memperluas investasi, termasuk apabila pelaku UMKM berencana untuk melakukan initial public offering (IPO).
Hal senada diungkapkan oleh Rieke. Dia juga menggarisbawahi pentingnya kekayaan intelektual bagi UMKM.
“Kekayaan intelektual, khususnya merek, merupakan investasi bagi UMKM. Terlebih dengan regulasi baru yang mempermudah UMKM mendapat modal dengan kekayaan intelektual,” terangnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti