Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Waspada! Virus Monkeypox Dapat Menyebar Selama Interaksi Tatap Muka

        Waspada! Virus Monkeypox Dapat Menyebar Selama Interaksi Tatap Muka Kredit Foto: Unsplash/Eduardo Barrios
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Cacar Monyet kini mulai menjadi momok dunia kesehatan setelah pandemi Covid-19 mulai berangsur membaik.

        Cara penyebaran virus monkeypox penyebab cacar monyet menjadi pertanyaan bagi banyak orang. Pasalnya, penderita cacar monyet yang belum lama ini terdeteksi rupanya tidak memiliki riwayat perjalanan.

        Penyakit akut tersebut ditandai dengan ruam, demam, sakit kepala, sakit badan, pembengkakan kelenjar, sakit tenggorokan, dan batuk. Suranjit Chatterjee selaku konsultan senior penyakit dalam di Rumah Sakit Indraprastha Apollo, New Delhi, India, menjelaskan bahwa cacar monyet dapat menyebar dengan cara yang berbeda.

        Penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi di masa lalu. Namun, droplet (tetesan pernapasan) tetap menjadi pembawa utama virus.  

        Baca Juga: Kemen-PPPA Imbau Masyarakat Deteksi Dini Penyakit Mata Terkait Diabetes dan Pertambahan Usia

        "Jadi, Anda memiliki risiko kontaminasi jika yang terinfeksi berada dalam jangkauan pernapasan Anda dan melakukan interaksi tatap muka. Ini dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, bahan lesi, dan juga melalui kontak dengan pakaian atau linen yang terkontaminasi dari orang yang terinfeksi," kata Chatterjee.

        Menurut Chatterjee, hubungan seksual juga dapat mempercepat penularan. Lalu, ada penularan dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi seperti hewan pengerat (tikus) dan monyet. Ibu hamil juga dapat menularkan virus ke janinnya.

        Protokol manajemen penyakit bagi pasien adalah melakukan isolasi mandiri bagi orang yang diduga mengidap monkeypox. Hindari kontak dekat dengan pasien yang dicurigai, juga hindari kontak dengan pakaian dan barang-barangnya. 

        Diagnosis cacar monyet

        Kebingungan dalam penegakan diagnosis bisa terjadi karena pasien yang terinfeksi cenderung menunjukkan penyakit seperti flu yang tidak spesifik, termasuk demam, sakit kepala, dan sakit punggung. Ketika lesi pertama berkembang di lidah dan di mulut lalu akhirnya menyebar ke kulit barulah jenis penyakit menjadi lebih jelas.

        Baca Juga: Cacar Monyet Masuk Filipina Lewat Pelancong dari Luar Negeri, Ada 10 Orang Dikarantina

        Lesi, yang berisi nanah, bertahan selama lima hingga tujuh hari sebelum mulai mengeras. Bagian itu biasanya berkeropeng pada akhir pekan kedua dan tetap selama sekitar satu pekan lagi sebelum mulai rontok.Orang yang terinfeksi berisiko menularkan penyakit dari awal gejala seperti flu sampai semua keropeng hilang.

        Dalam banyak kasus, lesi hanya terlihat di area genital atau di sekitar anus. Jika Anda memiliki ruam, luka, atau gejala lain yang baru atau tidak dapat dijelaskan, dianjurkan segera berkonsultasi dengan dokter, dikutip dari laman Indian Express, Rabu (27/7/2022).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: