Perkembangan teknologi informasi semakin pesat. Perubahan gaya hidup menjadi serba digital menawarkan kemudahan beraktivitas. Di sisi lain, pemahaman mengenai keamanan digital masih rendah.
Sekarang ini pemahaman mengenai keamanan digital tidak boleh diabaikan. Berdasarkan data Kepolisian RI September 2020, jumlah laporan penipuan daring meningkat terus dalam lima tahun terakhir.
“Saya percaya ini belum data sebenarnya, data sebenarnya ada di sekitar kita. Pada saat kita lihat, banyak orang di sekitar yang menjadi korban tidak mau melaporkan, merasa nominal kecil, belum tentu uang kembali, dan lain sebagainya,” ujar CEO Satmaka Raharja, M Ilham Faris MM., MH saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur, pada Kamis (28/7/2022).
Baca Juga: Sopan Santun Berinternet di Tengah Perbedaan Kultural Pengguna Media Digital
Pemahaman tentang keamanan digital berkaitan dengan kesadaran diri. Ketika melaporkan kasus penipuan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keamanan digital. Korban, menurut Ilham, harus mengubah sudut pandang dan melihat permasalahan secara lebih luas.
Korban harus memahami kerugian yang diterima bukanlah yang sebenarnya. Secara nominal mungkin tidak besar. Namun, penipu bisa saja memakan puluhan korban selama bertahun-tahun.
“Ayo laporkan. Siapkan bukti cukup, datang ke kantor polisi. Jangan curhat ke media sosial, ini justru menambah bahaya karena membuka kelemahan kita,” kata Ilham.
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.
Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.
Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Baca Juga: Indonesia Kaya Akan Keanekaragaman Budaya, Selalu Terapkan Etika Digital Saat Main Media Sosial
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain CEO and Founder of Coffee Meets Stocks, Theo Derick. Kemudian CEO Satmaka Raharja, M Ilham Faris MM., MH, serta Relawan TIK Tulungagung, Arif Nuraini,M.Sy.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: