Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Ingat Etika, Maraknya Cyberbullying di Internet Bikin Miris!

        Tak Ingat Etika, Maraknya Cyberbullying di Internet Bikin Miris! Kredit Foto: Unsplash/Kaitlyn Baker
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dunia digital tidaklah berbeda dengan dunia nyata. Setiap orang harus menjaga etika ketika berinteraksi dan berkomunikasi. Sehingga perilaku perundungan di dunia maya (cyberbullying) dipastikan melanggar etika.

        “Etika kita sangat tidak dianjurkan menyakiti orang lain, entah itu secara fisik atau perasaan, berbicara itu harus diatur, menghargai dan menghormati orang lain. Cyberbullying jelas melanggar etika,” kata Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Dr. Reny Yuliati, S.I.Kom., M.Si saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada Senin (1/8/2022).

        Baca Juga: Bitcoin Tidak Menjamin, Bank Sentral Eropa Hadirkan Mata Uang Digital untuk Transaksi Lintas-Batas

        Cyberbullying merupakan tindakan agresif seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain yang lebih lemah (secara fisik maupun mental) dengan menggunakan media digital. Perilaku negatif ini memunculkan rasa takut kepada korban, bahkan dapat terjadi kekerasan fisik di dunia nyata. Pada kasus ekstrem, korban memilih mengakhiri hidupnya.

        Menurut data Kominfo pada 2014, lanjut Reny, 58 persen anak tidak paham masalah cyberbullying. Sementara itu, menurut Safaria pada 2016, hampir 80 persen siswa di Indonesia mengaku pernah menjadi korban cyberbullying.

        “Ini miris, kita tentu tidak ingin hal seperti ini terjadi,” kata Reny.

        Baca Juga: Soal Penggantian Anies Baswedan, Kemendagri Berharap "Lebih Cepat"

        Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.

        Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.

        Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.

        Baca Juga: Jokowi Ngeluh Subsidi Energi Bengkak, Saran Pengamat: Lakukan Kebijakan yang Komprehensif!

        Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

        Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Korwil Mafindo Malang, Manajer Program DCG Indonesia, Anandito Birowo. Dosen, Praktisi Digital Parenting, RTIK Indonesia, Ismaili, M.Pd, serta Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Dr. Reny Yuliati, S.I.Kom., M.Si.

        Baca Juga: Gak Nyangka, Pendukung Jokowi Mendadak Bela Anies Baswedan, Simak!

        Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: