Kebenaran Tembak-menembak dengan Bharada E hingga Misteri CCTV, Berikut Kabar Terbaru Kasus Brigadir J
Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, hadir dalam diskusi virtual berjudul 'Menguak Kasus Kematian Brigadir J' pada Jumat (5/8). Dia memaparkan sejumlah temuan terbaru mengenai kasus polisi tembak polisi di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo.
Salah satunya, Ahmad Taufan menilai ada upaya dari pihak tertentu untuk menjadikan Richard Eliezer alias Bharada E sebagai tumbal atas kasus kematian Brigadir J.
"Indikasi kuat bahwa memang ada langkah-langkah yang dikatakan sebagai obstruction of justice begitu," katanya.
Tak hanya itu, Taufan juga membeberkan beberapa temuan terbaru Komnas HAM terkait kasus tersebut. Berikut 3 kabar terbaru yang dirangkum dari sejumlah pernyataan ketua dan komisioner Komnas HAM:
1. Tak Ada Saksi yang Melihat Pelecehan Istri Ferdy Sambo
Taufan membeberkan bahwa Komnas HAM masih meragukan adanya tindakan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo. Pasalnya, Komnas HAM tidak menemukan saksi yang secara jelas melihat peristiwa pelecehan seksual yang diduga dilakukan Brigadir J terhadap istri Ferdy Sambo.
"Makanya, kami juga belum bisa meyakini apa terjadi pelecehan seksual atau tidak," ujar Damanik.
Berdasarkan keterangan saksi yang didapatkan Komnas HAM, mereka hanya mendengar teriakan dari Putri, tetapi tidak melihat apa yang dialami istri Ferdy Sambo itu. Saksi yang mendengar jeritan Putri ialah Bharada E dan Ricky, yang juga ajudan Ferdy Sambo.
"Tolong Richard, tolong Ricky, karena ada Ricky satu lagi itu, kemudian Richard ini turun ke bawah ketemu dengan Yosua," ungkap Damanik.
Selain itu, Komnas HAM juga tidak menemukan saksi yang secara tegas melihat Brigadir J menodongkan senjata.
"Jadi, selama ini ada keterangan bahwa Yosua (Brigadir J, red) sedang menodongkan senjata, dalam keterangan mereka (saksi, red) ini enggak ada peristiwa itu," jelasnya.
2. Misteri Kematian Brigadir J Makin Jelas
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengungkapkan temuannya terkait 10 ponsel yang diserahkan Timsus Polri pada Jumat (5/8) ini. Dari percakapan yang ada di 10 ponsel tersebut, Komnas HAM menyandingkan informasi dari pihak keluarga dan pacar mendiang Brigadir J.
Berdasarkan temuan tersebut, Choirul mengatakan bahwa misteri kematian Brigadir J makin terang benderang, "Jadi, yang dalam percapakan itu, ya, siapa pun yang memang terlibat dalam peristiwa."
Baca Juga: Usut Kasus Brigadir J, Begini Pandangan Pengamat Intelijen Terhadap Kinerja Kapolri Jenderal Listyo
3. CCTV Disambar Petir atau Sudah Lama Rusak?
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik juga membeberkan temuannya terkait digital forensik dan uji balistik terhadap CCTV di rumah Ferdy Sambo. Ia mengatakan, pemeriksaan kamera pengawas atau CCTV menjadi penting lantaran adanya keterangan berbeda antara ajudan satu dengan lainnya.
"Fokus dulu di CCTV yang sejak awal kami persoalkan itu, kok bisa dikatakan rusak dengan keterangan yang berbeda satu dengan lainnya. Yang satu bilang disambar petir, ADC bilang sudah rusak sejak lama," ucap Taufan seperti dikutip dari JPNN.com, Kamis (4/8) malam.
Taufan curiga terdapat unsur kesengajaan terhadap keterangan mengenai CCTV ini. "Sudah ada indikasi kuat unsur kesengajaan. Bisa disebut obstruction of justice, dugaan melawan hukum yang mengganggu proses penegakan hukum," jelasnya.
Selain itu, Taufan menyebut pihaknya mulai ragu apakah benar terjadi baku tembak antara Bharada E dan Brigadir J. "Apakah benar ada tembak-menembak antara Barada E dengan Joshua? Apakah hanya mereka berdua saja atau bagaimana sesungguhnya peristiwa itu terjadi," pungkas Ketua Komnas HAM itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum