KOL Stories x Ignasius Ryan: Gaji UMR Jangan Minder, Begini Cara Merancang Keuangan yang Tepat
Gaji UMR atau Upah Minimum Regional adalah standar minimum gaji yang ditetapkan oleh pemerintah untuk masyarakat agar dapat hidup layak di wilayah tertentu. Oleh karena itu, UMR di setiap daerah berbeda-beda.
Namun, banyak orang merasa minder atau kecil hati memiliki gaji UMR di Jakarta karena merasa tak cukup, tak bisa membeli rumah, dan lain sebagainya. Oleh karena itu perlu dipahami pengelolaan keuangannya agar gaji UMR yang didapati setiap bulan bisa cukup, bahkan lebih untuk ditabung.
Baca Juga: KOL Stories x Samuel Ray: Gaji UMR Tapi Gaya SCBD, Sanggupkah?
Bersama Ignasius Ryan atau sering dipanggil Igna yang merupakan seorang financial planner dan content creator. Igna memulai karir sebagai content creator berawal dari membagikan tips Excel secara online, ia juga sering membagikan tips keuangan di media sosialnya untuk membantu lebih banyak orang memiliki literasi keuangan yang lebih baik.
WE KOL Stories x Ignasius Ryan turut membahas "Gaji UMR Jangan Minder, Begini Cara Merancang Keuangan yang Tepat". Berikut ulasannya!
1. Sebagian besar orang menganggap bila dengan bermodal Gaji UMR berarti kita harus hidup pas-pasan melihat besarnya kebutuhan ditambah dengan adanya kenaikan barang beberapa waktu belakangan. Benarkah dengan gaji UMR kita harus hidup pas-pasan? bagaimana menurut pandangan Mas?
Bukan pas-pasan, tetapi hidup lebih disiplin. Konsep financial planning yang paling dasar adalah jangan sampai pengeluaran lebih besar dari pendapatan atau seperti peribahasa 'Lebih Besar Pasak daripada Tiang'. Kuncinya adalah hidup dengan disiplin.
2. Banyak yang beranggapan bila merencanakan keuangan menjadi suatu hal yang mustahil dengan gaji UMR. Pertanyaan, apakah bisa mengatur keuangan dengan gaji UMR? Apa yang harus dilakukan telebih dahulu?
Pastinya bisa dengan level disiplin lebih tinggi. Yaitu yang pertama adalah budgetting dengan membagi pengeluaran untuk kebutuhan, untuk kesenangan dan tabungan. Penting sekali untuk memiliki anggaran yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap orang yang berbeda. Kemudian yang tak kalah penting adalah tracking atau pencatatan pengeluaran. Jangan sampai ada 'bocor-bocor'. Selalu catat pengeluaran sesegera mungkin ketika uang itu keluar.
3. Lalu, bagaimana cara untuk mulai mengatur keuangan yang paling basic? Paling tidak agar bisa memiliki asuransi, tabungan, investasi.
Mulailah dengan 50:30:20, artinya 50% untuk kebutuhan sehari-hari, 30% untuk kesenangan dan 20% untuk menabung.
4. Memang tidak pernah ada kata cukup bagi kita dalam hal keuangan, karena berapapun pendapatan biasanya akan diikuti dengan meningkatnnya kebutuhan. Seperti ketika kita lajang lalu kemudian berkeluarga, kebutuhan yang perlu dipersiapkan akan semakin besar. Gimana cara menyiasatinya?
Cara cepatnya adalah dengan menambah pendapatan. Ketika proses hidup meningkat, sebisa mungkin pendapatan juga meningkat. Jika pendapatan masih menetap, akan lebih sulit membuat budgetting. Tetapi ketika pendapatan meningkat, budgetting bisa lebih fleksibel.
Kita bisa naik pangkat yang diikuti dengan kenaikan gaji, atau pindah tempat kerja dengan tawaran gaji yang lebih besar. Bisa juga memiliki side hustle seperti jualan, bisnis kecil-kecilan, dan lain sebagainya.
5. Nah, apakah masih relevan kalau teman-teman yang bergaji UMR merasa minder, Mas?
Teman-teman dengan gaji UMR tak perlu merasa minder karena cukup atau tidak itu relatif. Teman-teman dengan gaji UMR bisa memulai dengan kebiasaan-kebiasaan finansial yang baik sehingga kita bisa mengatur keuangan, tidak FOMO (fear of missing out/takut ketinggalan), tidak tergiur diskon, dan lain sebagainya.
6. Sebagai penutup, adakah pesan-pesan yang ingin disampaikan?
Mengatur keuangan itu cenderung membosankan karena bersifat rutinitas. Tapi semoga kita mencapai tujuan keuangan kita masing-masing.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: