Padahal Wilayah Lebih Luas dari Denmark Lepas, Rusia Masih Gak Ngaku Rugi Besar dalam Perang
Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Rusia telah kehilangan wilayah "lebih besar dari Denmark" selama perangnya dengan Ukraina, menurut sebuah lembaga pemikir terkemuka.
Para ahli mengatakan pasukan Rusia telah didorong kembali melintasi 45.000 km2 tanah sejak 21 Maret, ketika mereka membuat kemajuan terdalam mereka ke Ukraina.
Baca Juga: Rencana Ekspor Minyak Mentah Rusia, Berpotensi Bikin AS Embargo Indonesia
Laporan Institute for the Study of War (ISW) mengklaim bahwa Rusia telah membuat "keuntungan yang dapat diabaikan" dalam kampanye militernya.
Pada Rabu (25/8/2022), Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan operasinya di Ukraina sengaja diperlambat untuk menghindari korban sipil.
Tetapi para peneliti di ISW yang berbasis di Washington mengatakan ini mungkin merupakan upaya untuk "menjelaskan dan memaafkan" "keuntungan yang dapat diabaikan" dari militer.
"Pernyataan Shoigu mungkin juga mewakili upaya Kementerian Pertahanan Rusia untuk mengatur kondisi informasi untuk menjelaskan dan memaafkan keuntungan yang dapat diabaikan yang telah dibuat pasukan Rusia di Ukraina dalam enam minggu terakhir," kata ISW.
Sejak Rusia meningkatkan serangan pada pertengahan Juli, mereka telah memperoleh lebih dari 450 kilometer persegi wilayah baru di Ukraina, setara dengan "area seukuran Andorra", katanya.
Namun, ISW menambahkan bahwa kerugian teritorial sejak Maret 100 kali lebih besar.
“Pasukan Rusia telah kehilangan sekitar 45.000 km2 wilayah sejak 21 Maret (perkiraan tanggal kemajuan terdalam pasukan Rusia ke Ukraina), wilayah yang lebih besar dari Denmark,” lapornya.
“Pasukan Rusia tidak dapat menerjemahkan keuntungan taktis yang terbatas menjadi keberhasilan operasional yang lebih luas, dan operasi ofensif mereka di Ukraina timur mencapai puncaknya. Pernyataan Shoigu kemungkinan merupakan upaya untuk menjelaskan kegagalan ini," paparnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto