Jika Kemesraan PDIP dan NasDem Berlanjut, Bagaimana Wacana Koalisi dengan PKS dan Demokrat? Pengamat: Akan Ada Partai yang...
Pertemuan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh menjadi perbincangan hangat perpolitikan di Indonesia.
Pertemuan tersebut merupakan upaya saling menjajaki. Karenanya, pertemuan itu akan memengaruhi peta koalisi Pilpres 2024.
Itulah yang disampaikan Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin. Dia mengatakan, pertemuan dua tokoh penting di parpol masing-masing itu menjadi bahan evaluasi semua parpol. Hal ini terutama bagi parpol yang selama ini membangun komunikasi dengan Surya Paloh.
"Karena begini, seandainya PDIP jadi koalisi dengan NasDem, artinya akan ada Partai yang tidak bisa mencalonkan. Seperti Demokrat dan PKS. Ini berpengaruh terhadap peta koalisi. Kalau Demokrat dengan PKS gabung saja kan tetap tidak bisa lolos mencalonkan Presiden karena kurang dari 20 persen ambang batas," katanya dilansir dari AKURAT.CO, Kamis (25/8/2022).
Baca Juga: Ngeri Juga Omongan Pengamat: Puan Maharani Tidak Fokus Perbaiki Kinerja DPR yang Terseok-seok!
Menurut dia, apabila pada akhirnya koalisi antara PDIP dan NasDem terwujud, maka Pilpres 2024 mendatang akan diikuti tiga poros politik yakni poros PDIP-NasDem, poros KIB yakni koalisi Partai Golkar-PPP-PAN, serta poros Partai Gerindra-PKB yang mengusung Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar.
"Kalau NasDem dengan PDIP bersama, kemungkinan itu jadi poros ketiga. Yaitu poros PDIP-NasDem, KIB (Golkar, PAN, PPP) dan Gerindra-PKB," katanya.
Tetapi, bila Partai NasDem tetap membangun poros politik sendiri, maka Pilpres 2024 akan diikuti empat poros politik yang jadi kekuatan politik di Pilpres 2024.
"Tetapi kalau NasDem buka poros sendiri maka akan ada empat poros. Bisa PDIP, KIB, Gerindra-PKB, dan NasDem-PKS-Demokrat, bisa ke situ. Makanya sekarang ini ditunggu-ditunggu oleh masyarakat," katanya.
Yang pasti, kata dia, bila poros PDIP-NasDem terwujud, maka tak ada pilihan bagi Partai Demokrat dan PKS selain bergabung ke poros politik yang ada. Sebab, membangun poros politik sendiri antara Partai Demokrat dengan PKS tak mungkin bisa mengusung capres sendiri.
"Mau tidak mau Demokrat dan PKS bergabung ke poros koalisi yang sudah ada," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto