Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        GWEC dan GSC Tuntut Pemerintah Percepat Kebijakan untuk Akhiri Krisis Iklim

        GWEC dan GSC Tuntut Pemerintah Percepat Kebijakan untuk Akhiri Krisis Iklim Kredit Foto: Bloomberg
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Global Wind Energy Council (GWEC) dan Global Solar Council (GSC) mendesak pemerintah untuk dapat membuat kebijakan dalam memastikan adanya pedoman investasi seperti taksonomi hijau dan perizinan yang lebih cepat untuk mempercepat energi terbarukan demi mengakhiri krisis energi dan iklim.

        CEO GWEC Ben Backwell mengatakan ada dua bidang yang dalam jangka pendek dapat direformasi untuk menyelaraskan investasi dengan tujuan keamanan energi, keterjangkauan harga, dan target iklim. 

        "Menetapkan pedoman yang kuat dalam taksonomi hijau yang dapat memobilisasi investasi swasta dalam proyek energi terbarukan skala besar. Hal ini sejalan dengan keamanan energi dan target iklim, dan merupakan jalan keluar dari krisis energi," ujar Ben dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (2/9/2022). 

        Baca Juga: PLN Gandeng IHI Jepang Gunakan Amonia untuk Co-firing PLTU

        Selain itu juga dengan mempercepat perizinan proyek energi angin dan surya skala besar, melalui prosedur transparan dan serangkaian tindakan yang cepat. 

        "Hal ini penting agar pengembangan proyek pembangkit energi angin darat, lepas pantai, dan surya—yang jumlahnya hampir 1.000 GW secara global—dapat masuk ke tahap konstruksi dalam tiga tahun ke depan, " ujarnya. 

        Lanjutnya, Ben menilai penting bagi pemerintah memiliki langkah yang jelas tentang teknologi mana yang kompatibel dengan mencapai target iklim global dalam taksonomi hijau. 

        Karena akan memberikan sinyal investasi penting bagi bisnis dan investor di seluruh dunia. Dia menyadari pemerintah mungkin harus mendukung investasi khusus dalam aset pembangkit bahan bakar fosil untuk mengatasi kemacetan energi saat ini, tetapi penting untuk digarisbawahi bahwa investasi tersebut dilihat sebagai tindakan darurat jangka pendek.

        "Perlu diingat bahwa memasukkan bahan bakar fosil penghasil emisi dalam taksonomi hijau hanya akan memperkeruh keadaan, mengirimkan sinyal yang beragam kepada investor dan mempersulit kita untuk secara kolektif mencapai tujuan net zero, " ungkapnya. 

        Sementara itu, CEO GSC Giannia Chianetta mengatakan memperpanjang transisi memerlukan biaya yang sangat tinggi, maka dari itu sudah waktunya untuk keluar dari bahan bakar fosil.

        "Pembuat kebijakan G20 dapat dan harus mengambil tindakan terkoordinasi dan tegas untuk memudahkan perizinan proyek terbarukan dan mengarahkan sumber daya ke tenaga surya dan angin yang mampu menghasilkan energi yang aman dengan harga lebih rendah untuk semua, " tukasnya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: