Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) Indonesia hingga semester I 2025 baru mencapai 16,32%. Angka ini masih berada di bawah target nasional tahun ini yang dipatok sebesar 19% sesuai Kebijakan Energi Nasional (PP 40/2025).
Sementara itu, porsi energi fosil masih terus mendominasi dalam komposisi energi nasional di mana minyak bumi mencapai 29,05%, batu bara 38,23%, gas bumi mencapai 16,39%.
"Sekarang energi baru terbarukan kita sampai dengan 2025 itu sudah mencapai kurang lebih sekitar 15 sampai 16 persen," ujarnya dalam Big 40 Conference 2025, di Jakarta, Senin (8/12/2025).
Baca Juga: PLN Targetkan 76% Pembangkit Baru dari EBT, Solar Naik 20 Kali Lipat
Secara rinci, kapasitas persentase EBT saat ini berasal dari: Energi surya sebesar 995 Mega Watt (MW), Angin 152 , Air 7.551 mw, Bio-energi 3.717 mw, Panas Bumi 2.689 mw, Gasifikasi Batu-bara 450 mw.
Dalam paparannya Bahlil jug menunjukkan , bahwa potensi EBT di Indonesia mencapai 3.687 GW, namun utilisasinya baru mencapai 15.566 MW. Artinya, potensi EBT yang baru terpakai sekitar 0,4%.
Untuk mempercepat transisi energi, Bahlil menyebut bahwa arah pembangunan energi hijau nasional akan semakin terarah dengan adanya Rencana Usaha Penambahan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) periode 2025-2034. Dalam perencanaan itu, ada penambahan sebesar 69,5 gw dengan 76% berbasis EBT.
"RUPTL tahun 2025 sampai dengan 2035 ada 69,5 gigawatt yang kita sudah memakai blending (76%) energi baru terbarukan," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement