Putusan Presiden Joko Widodo atau Jokowi menaikkan harga BBM disambut oleh sejumlah kritik dari masyarakat dan tokoh publik ternama bahkan dari lingkaran pemerintahan sendiri.
Banyak yang menilai pemerintah tidak peduli akan nasib masyarakat yang baru saja pulih dari pandemi Covid-19.
Baca Juga: Wacana Presiden 3 Periode Masih Ramai, Gus Nadir ke Jokowi: Pelanggaran Konstitusi
Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat Irwan misalnya, dirinya menilai langkah Jokowi ini adalah bentuk ketidakpedulian pemerintah terhadap penderitaan dan kesusahan rakyat saat ini.
"Pemerintah lebih memilih menambah masalah rakyat dibanding memenuhi amanat untuk menyejahterakan rakyat," kata Irwan dalam keterangan yang diterima JPNN.com, Sabtu (3/9).
Menurut pria yang beken disapa Irwan Fecho, kenaikan harga BBM bakal berdampak langsung terhadap rakyat kecil menengah, seperti UMKM, buruh, tani, nelayan, bahkan karyawan-karyawan swasta dan pegawai pemerintahan.
"Presiden telah abai mendengarkan suara rakyat," ujar legislator asal Kalimantan Timur (Kaltim) itu.
Anak buah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu menyebut sektor-sektor lain juga akan merasakan dampak dari naiknya harga BBM, seperti biaya pendidikan, kesehatan, pariwisata, infrastruktur, dan lainnya.
Baca Juga: Habis Naikkan Harga BBM, Terbitlah BLT: Gak Akan Cukup Pak Jokowi, Dampaknya Gak Main-Main!
"Pemerintah tidak konsisten dan komitmen untuk menjaga inflasi yang mereka targetkan yaitu 3,3 persen. Kenaikan BBM ini akan menaikkan inflasi dan serta merta menambah kemiskinan," tutur wakil sekretaris Fraksi Demokrat DPR itu.
Oleh karena itu, Irwan Fecho menyatakan penolakan terhadap keputusan pemerintah Presiden Jokowi tersebut.
"Kami nyatakan menolak kenaikan BBM ini. Demokrat memilih bersama rakyat. Batalkan kenaikan BBM," kata Irwan.
Baca Juga: Waketum Partai Garuda soal Relawan yang Minta Jokowi Tiga Periode, "Ada yang Berpura-pura Bodoh!"
Kenaikan harga BBM bersubsidi telah diumumkan pemerintah Sabtu siang dan langsung berlaku.
Kenaikan harga BBM tersebut diumumkan oleh Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam konferensi pers bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta Pusat pukul 13.30 WIB.
"Pemerintah memutuskan untuk menyesuaikan harga BBM subsidi, antara lain Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter, kemudian solar subsidi dari Rp 5.150 rupiah per liter menjadi Rp 6.800 per liter," kata Arifin.
Tak hanya itu, BBM nonsubsidi jenis Pertamax juga ikut mengalami kenaikan dari semula Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
"Ini berlaku satu jam sejak diumumkan penyesuaian saat ini. Jadi, berlaku pukul 14.30 WIB," tukas dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: