Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Benarkah Hanya 'Bisikan' Kuat Ma'ruf Bikin Sambo Habisi Brigadir J? Refly Harun: Perjudian-Narkoba Lebih Masuk Akal

        Benarkah Hanya 'Bisikan' Kuat Ma'ruf Bikin Sambo Habisi Brigadir J? Refly Harun: Perjudian-Narkoba Lebih Masuk Akal Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat Hukum Tata Negara Refly Harun kembali membahas soal pembunuhan terhadap Brigadir J. Kali ini, dia membandingkan dugaan motif yang melandasi mantan Kadiv Propam, Ferdy Sambo, memilih menghabisi nyawa bawahannya tersebut.

        Menurutnya, adanya aduan dari Kuat Ma'ruf yang memergoki Brigadir J dan Putri Candrawathi berdekatan dirasa tidak masuk akal untuk menjadi alasan Ferdy Sambo melakukan pembunuhan.

        Baca Juga: Panjang Dah Nih Urusan! Salah Satu Kapolda yang Diduga Terlibat Kasus Ferdy Sambo Diklaim Temui Kamaruddin Simanjuntak, Ada Apa?

        Menurut Refly, motif yang paling masuk akal kenapa Brigadir J dihabisi adalah keterangan dari IPW. Jelasnya, jika alasannya Brigadir J punya rahasia besar terkait dugaan kejahatan Ferdy Sambo, lebih bisa diterima logika.

        Jelasnya, jika ada kasus besar yang melibatkan komplotan Ferdy Sambo sedang ditutupi, lalu diketahui Brigadir J, maka menghilangkan saksi adalah hal "paling gampang".

        "Kalau seperti yang dikatakan IPW (diduga ada kejahatan besar), terkait perjudian narkoba, ini pasti bukan karena Ferdy sendiri," kata Refly Harun.

        Refly menduga, ada sebuah komplotan di belakang itu yang mungkin terancam oleh sosok Brigadir J. "Nah kalau itu masuk akal, kalau kejahatan mereka mau terbongkar, paling gampang menghabisi orang biar tidak ada bukti," ujarnya.

        Namun, jika alasannya Brigadir J dihabisi karena informasi yang disebarkan Kuat, dinilai Refly tidak mendasar dan masuk akal. Dilansir dari kanal Youtube Refly Harun pada Senin (15/8/2022), pengakuan Kuat Ma'ruf si asisten rumah tangga, dinilai sumir lantaran tidak jelas.

        Andai Kuat benar memergoki Brigadir J berbuat tidak senonoh pada Putri, seperti apa yang dimaksud dengan hal tersebut. Andai kejadian di Magelang, yakni Putri Candrawathi dan Brigadir J terlihat duduk berdekatan di sofa dan kamar, apa setimpal jika harus sampai membunuhnya.

        Refly Harun mempertanyakan soal Kuat yang disebut jadi pemicu, sementara keterangannya hanya sebatas dugaan saja. "Let's say itu yang benar (keterangan Kuat) jadi pemicu. Apakah itu setimpal untuk merencanakan pembunuhan (Brigadir J)?" tanya Refly Harun.

        "Let's say dia (Kuat) bilang lihat Brigadir J dan Putri berdekatan di sofa dan kamar," katanya. "Namun, berdekatan ini kan gak jelas, katakanlah misal intim begitu kan, tidak mungkin Ma'ruf langsung menegur," katanya.

        Baca Juga: Lelah Berbohong di Kasus Brigadir J, Anak Buah Ferdy Sambo Buka-bukaan Ungkap Skenario Magelang

        Belum lagi kata Refly Harun, Kuat tidak bilang berpelukan, atau berciuman, hanya berdekatan. Apabila keterangan Kuat menjadi dasar Ferdy Sambo marah dan membunuh Brigadir J, Refly Harun mengatakan sangat kejam.

        "Dia (Kuat) bilang kan duduk berdekatan (bukan melakukan hubungan intim), lalu dilaporkan ke Sambo," sebutnya. "Katakanlah misal mengaku dilecehkan, maka apakah iya Ferdy Sambo tiba-tiba merencanakan pembunuhan?" katanya.

        "Kalau begitu kejam sekali (Ferdy Sambo), baru mendengar isu (bisikan Kuat) saja langsung merencanakan pembunuhan," pungkasnya.

        Melihat hal itu, Refly Harun melihat ada keanehan dalam kasus pembunuhan Brigadir J. Refly Harun mempertanyakan kenapa Irjen Ferdy Sambo membuat konspirasi yang melibatkan anak buah dekatnya, padahal dia seorang jenderal.

        "Aneh (Tindakan Ferdy Sambo). Keanehan kedua, kenapa dia (Ferdy Sambo) harus berkonspirasi dengan anak buahnya untuk membunuh Brigadir J, dia kan jenderal tinggal panggil yang lain saja, kenapa dia harus berkonspirasi?" ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: