Kementerian PAN-RB Nilai Reformasi Birokrasi Kemensos Alami Peningkatan Signifikan
Kementerian Sosial (Kemensos) terus memperkuat penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik. Melalui reformasi birokrasi yang sistematis dan konsisten, Kemensos melakukan transformasi birokrasi yang lebih transparan, akuntabel dan melayani masyarakat.
Di hadapan tim Evaluator Kementerian PAN-RB, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini (Risma) memaparkan langkah-langkah dan capaian Kemensos dalam pelaksanaan reformasi birokrasi. Untuk membangun birokrasi yang lebih responsif dan berkinerja, Kemensos telah mengembangkan inovasi program, penataan kelembagaan, pengembangan teknologi, serta mendekatkan layanan, membuka akses partisipasi dan pengawasan masyarakat.
Baca Juga: Kisah Pemuda Papua Bangkit Melawan Keterbatasan, Kemensos Hadir Menawarkan Kesempatan
Risma menyatakan masyarakat bisa memanfaatkan berbagai aplikasi pengaduan seperti SP4N-Lapor!, PPID, Whistleblowing System KPK, dan aplikasi Cek Bansos Kemensos, bila mereka menghadapi berbagai masalah di lapangan.
"Di aplikasi cekbansos, misalnya, masyarakat bisa mendaftarkan dirinya bila namanya belum masuk basis data. Dan bisa menyanggah orang lain yang dipandang tidak layak mendapatkan bantuan," kata Risma, dalam keterangan resmi, Kamis (15/9/2022).
Untuk meningkatkan respons cepat, Kemensos juga membangun Command Center (CC). Layanan ini beroperasi 24 jam perhari dengan diawaki oleh petugas yang hadir di ruang CC. Petugas menerima layanan telepon 171 yang akan segera direspons petugas.
Baca Juga: DPR-RI Dukung Program ATENSI Milik Kemensos
CC dilengkapi dengan berbagai fasilitas monitoring dalam layar digital, termasuk di dalamnya layanan informasi kebencanaan. Fasilitas ini memungkinkan petugas dapat mendeteksi lokasi gempa dengan realtime, dan memotret kondisi lokasi bencana. Dengan kemampuan ini, memungkinkan penanganan darurat lebih cepat kepada penyintas bencana.
Layanan dalam CC juga menyediakan geotagging pada lokasi tempat tinggal penerima bantuan. "Dengan begitu, dapat diketahui apakah bantuan tepat sasaran atau tidak. Aduan masyarakat terkoneksi dengan pendamping lapangan di daerah secara langsung," kata Risma, pada kegiatan Evaluasi Reformasi Birokrasi dan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Layanan Kemensos juga semakin inklusif dengan menjangkau penerima manfaat di berbagai wilayah, termasuk wilayah terpencil. Kata Risma, petugas harus menempuh jarak ratusan kilometer, berjam-jam menggunakan kapal, pesawat kecil, ke daerah-daerah terpencil, seperti pedalaman Papua.
"Keperluannya bermacam-macam, baik untuk menjemput disabilitas atau penyandang masalah sosial lainnya, ke tempat yang sangat jauh di kepulauan agar mereka menerima layanan. Juga untuk keperluan mengantar bufferstock bencana. Pekerjaannya ya sangat berisiko. Namun, inilah layanan yang harus diberikan," jelasnya.
Baca Juga: Cerita Pedagang Gorengan di Cirebon Dapat Bantuan Renovasi Rumah dari Kemensos
Kemensos juga telah memperkuat kemandirian dan pemberdayaan terhadap penyandang disabilitas. Kemensos memberikan bantuan ATENSI dan kewirausahaan untuk membantu penyandang disabilitas hidup layak dan mandiri secara ekonomi.
"Salah satu contoh penyandang disabilitas yang sudah berhasil keluar dari kemiskinan bernama Gading yang sekarang sudah dapat mandiri, sudah dikatakan menjadi jutawan, dapat menghasilkan Rp300-400 ribu/hari," kata Mensos.
Reformasi birokrasi berbasis elektronik juga dilakukan untuk memudahkan prosedur seperti kepegawaian dan kearsipan. Kemensos melakukan aksi nyata dalam pembangunan Zona Integritas dengan melibatkan Aparat Penegak Hukum (APH). Dalam setiap pekerjaan, seperti pengambilan keputusan yang menentukan arah kebijakan, Kementerian Sosial melibatkan KPK, Bareskrim, Kejaksaan Agung, BPKP dan APH yang lain.
Baca Juga: Bersama Anggota Komisi VIII DPR RI, Mensos Risma Serahkan Bantuan ke Penerima Manfaat di Kota Medan
Sekretaris Jenderal Harry Hikmat menyampaikan bahwa Kemensos telah melakukan penyederhanaan birokrasi dengan terbitnya Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 tahun 2022. Regulasi ini memberikan dampak efektif pada pencapaian kerja, dapat lebih cepat menangani permasalahan, juga untuk asesmen pegawai supaya dapat mencapai 100% dilakukan dengan pihak ketiga.
"Asesmen pegawai juga dilakukan dengan perguruan tinggi dengan menggunakan instrumen rapid assessment berbasis situational judgement test dan melakukan penilaian dengan kinerja, potensi, masalah maupun kompetensi mereka," kata Harry.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas