Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Pemuda Papua Bangkit Melawan Keterbatasan, Kemensos Hadir Menawarkan Kesempatan

Kisah Pemuda Papua Bangkit Melawan Keterbatasan, Kemensos Hadir Menawarkan Kesempatan Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah hujan lebat melanda, pasti akan ada pelangi yang datang. Agaknya pepatah ini paling cocok menggambarkan Edison Elieser Papara. Pemuda asal Kepulauan Yapen Papua ini pernah berada di titik terbawah dalam hidupnya, yang bahkan membuatnya depresi dan nyaris putus asa.

Saat itu, pemuda yang akrab disapa Edi ini masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebuah kecelakaan fatal menimpanya mengakibatkan kakinya patah dan akhirnya membuatnya pincang. Seketika dunianya terasa runtuh, rasa percaya dirinya hancur, harapan akan masa depan ikut kabur. Sejak saat itu, Edi tak bisa lagi berjalan dengan ajeg.

Lalu tawaran rehabilitasi sosial di Sentra Wirajaya Makassar pun datang. Edi tak berpikir dua kali untuk menerima tawaran tersebut. Selama berada di Sentra Wirajaya, rasa percaya diri Edi ditempa.

Baca Juga: DPR-RI Dukung Program ATENSI Milik Kemensos

Ia mendapatkan berbagai macam konseling dan pelatihan yang membuatnya bersemangat kembali mengejar impiannya.  Melalui skill otomotif yang didapatnya, pemuda berusia 25 tahun ini bercita-cita ingin melanjutkan kembali usaha perbengkelan milik orang tuanya di Kepulauan Yapen Papua.

Edi bahkan tak menyangka dirinya  yang merupakan disabilitas daksa bisa mendapatkan kesempatan menjadi pembawa bendera pada upacara peringatan HUT RI ke 77 yang dilaksanakan di Sentra Wirajaya Makassar. Karena menurutnya, pembawa bendera biasanya adalah orang-orang yang memiliki ciri fisik sempurna.  “Tidak menyangka, biasanya pembawa bendera kan tegap sempurna, tapi ini saya tetap bisa ikut,” katanya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Bagikan Artikel: