Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Cara Menjadi Digital Marketer Top dan Sukses, Profesi Keren di Dunia Digital yang Dicari Banyak Perusahaan

        Cara Menjadi Digital Marketer Top dan Sukses, Profesi Keren di Dunia Digital yang Dicari Banyak Perusahaan Kredit Foto: Unsplash/TheRegisti
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Zaman sekarang, marketing modern menggunakan media digital untuk memasarkan sebuah produk atau jasa. Marketing modern fokus pada apa yang dibutuhkan customer, bukan hanya membuat produk untuk sekadar dijual.

        Oleh karena itu dibutuhkan seorang digital marketer yang dapat menemukan di mana calon konsumen itu. Mereka juga dapat membuat segmentasi sesuai dengan audiens, di mana iklan untuk segmen A bisa berbeda untuk segmen B.

        Bersama Andreas Gandhi Hendra Pratama, Head of Growth Marketing yang memiliki pengalaman di Gojek hingga Shopback, ia menuturkan bahwa seorang digital marketer menjadikan customer sebagai yang utama dan meningkatkan brand awareness agar para calon konsumen tahu secara mendetail terlebih dahulu tentang brand mereka.

        Baca Juga: Cara Membuat Brand Strategi ke Sosial Media Biar Makin Dikenal Banyak Orang

        Kemudian, secara channel, digital marketer akan melihat iklan A lebih cocok di media apa, misalnya iklan berbentuk video lebih cocok di YouTube.

        Selain itu, melalui digital marketing, seorang digital marketer dapat memberikan banyak piliha untuk memasarkan sebuah brand lewat beberapa channel, dengan budget tertentu, sumber daya dan target KPI.

        Digital marketing memiliki banyak cabang, seperti copywriting, design, hingga content marketing specialist. Biasanya, seorang Head of Digital Marketing memiliki tim yang terdiri dari Performance Marketing Manager, Social Media Manager, SEO Manager, di mana masing-masing tersebut juga memiliki paling tidak 1-2 tim spesialis, seperti Socmed Ads, Content Specialist, KOL Specialist hingga SEO Writer.

        Digital marketing tak langsung menjual produknya, tetapi mereka melakukan strategi khusus yang berkolerasi dengan kehidupan sehari-hari. Sekalipun menjual produk secara langsung, mereka biasanya mengundang atau bekerja sama dengan influencer agar dapat terhubung langsung dengan fans mereka atau followers yang biasanya jutaan.

        Dengan demikian, secara garis besar, channel digital marketing terdiri dari tiga jenis, yaitu:

        1. Owned Media

        Owned media adalah media digital yang sudah dimiliki oleh brand tersebut, misalnya website perusahaan, Instagram bisnis perusahaan, dan lain sebagainya. Mereka tak perlu membayar iklan untuk memasarkan produknya alias organik.

        2. Paid Media

        Kemudian selanjutnya adalah paid media yakni di mana sebuah brand melakukan iklan berbayar guna menjangkau pengguna lebih luas. Contohnya, Facebook dan Instagram Ads, serta Search Engine Marketing (SEM).

        3. Earned Media

        Earned media adalah saat di mana sebuah brand mendapatkan review dari customer, atau ketika brand tersebut di mention pengguna yang memiliki banyak pengikut, sehingga kemudian, brand tersebut dilihat pengguna lainnya.

        4 Skills dan Mindset seorang Digital Marketer

        1. Data Driven

        Seorang digital marketer harus memiliki kemampuan untuk mengolah, menganalisa dan memanfaatkan data untuk dikembangkan agar upaya marketing berjalan lancar dan mencapai target audiens yang diharapkan.

        2. Hand on

        Seorang digital marketer harus memiliki kemauan untuk mau mencoba sesuatu yang baru atau ngulik sesuatu dan belajar lebih.

        3. Growth Hacking

        Seorang digital marketer harus memahami dan mampu melakukan testing atau eksperimen kepada audiens dengan segmentasi tertentu sebelum mengaplikasikannya ke iklan sebuah brand.

        4. No Best Practice

        Seorang digital marketer harus terbuka terhadap trend dan hal baru, bukan hanya terpaku pada 1 channel tertentu atau cara tertentu saja. Karena cara A untuk iklan A, belum tentu cocok untuk iklan B.

        Menurut Gandhi, saat ia baru mulai belajar sebagai digital marketer, ia pertama kali mempelajari performance marketing dan melakukan A/B testing. Ia juga mencoba berbagai Google Ads (SEM) dan Facebook Ads, serta mengolah data dari paid ads performance. Dari situlah, Gandhi juga mempelajari Ad Platform Tools, Analytic Tools, Term and Stakeholder Management, dan lain sebagainya.

        Video lengkapnya:

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: