Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bahasa dan Media Sosial, Representasimu di Dunia Digital

        Bahasa dan Media Sosial, Representasimu di Dunia Digital Kredit Foto: Unsplash/ROBIN WORRALL
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Setiap orang bebas mengekspresikan diri di ruang digital. Kesopanan dan kesantunan tetap harus dijaga dengan memilih bahasa yang tepat ketika berkonten. Sebab, bahasa dapat merepresentasikan penuturnya.

        Founder Komunitas Pandai Komunikasi dan Dosen Fikom Unitomo, Slow Ahmadi Neja, S.I.Kom., M.I.Kom mengatakan, kesopanan di dunia nyata dan digital akan merepresentasikan diri. Hal ini harus selalu diingat netizen sebelum menyapaikan komentar.

        Baca Juga: Konsisten Dorong Transformasi Digital, Bank Mandiri Sabet Tiga Penghargaan di Asiamoney Best Bank Award 2022

        “Formal dengan bahasa sopan itu bukan berarti dengan guyon kita tidak sopan. Ada bahasa-bahasa di mana komunikasi verbal, intrapersonal. Anda harus pahami apa yang akan anda tulis,” kata Ahmadi saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur, pada Selasa (20/9/2022).

        Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.

        Ketika berkonten dan berkomentar di media sosial, menurut Ahmadi, setiap individu harus memikirkan terlebih dulu bahasa yang akan digunakannya. Misal, kalau kalimat digunakan membuat diri sendiri merasa tersakiti jika diucapkan orang lain, maka sebaiknya tidak perlu diutarakan.

        “Pijakannya gunakan bahasa yang menurut Anda tidak menyakiti diri ketika apa yang ditulis dilontarkan orang lain. Kalau bahasa itu layak dan menurut Anda tidak menyakiti dan menyinggung diri sendiri, itu bahasa yang baik dan layak ditulis, karena apa yang anda tulis merepresentasikan diri,” kata Ahmadi.

        Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

        Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain CEO and Founder of Coffee Meets Stocks, Theo Derick. Kemudian Founder Komunitas Pandai Komunikasi dan Dosen Fikom Unitomo, Slow Ahmadi Neja, S.I.Kom., M.I.Kom, serta mengundang Jawara Internet Sehat & RTIK, Ulil Albab.

        Baca Juga: Dukung UKM Go Digital, GudangAda Bersama Pemprov Jabar Jalin Upaya Dorong Pertumbuhan UKM-Koperasi

        Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: