Demokrat Kegeeran AHY Bakal Dijegal dalam Pilpres 2024, Guntur Romli: Buat Apa Dijegal? Elektabilitasnya Kecil
Aktivis Jaringan Islam Liberal dan politikus Partai Solidaritas Indonesia, Guntur Romli mengatakan bahwa Partai Demokrat tidak perlu banyak berkomentar mengenai kemungkinan dijegal.
Menurut Guntur, isu jegal-menjegal soal capres dan cawapres pada Pilpres 2024 hanya gosip dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Majelis tinggi Partai Demokrat
“Katanya SBY harus turun gunung karena menurutnya ada tanda-tanda Pemilu 2024 tidak jujur dan tidak adil,” katanya melansir dari channel youtube Cokro TV, Kamis (22/09/22).
Guntur mengatakan ia tidak meragukan sayangnya SBY pada anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hingga jadi ketua umum Demokrat.
“Tapi jangan sampai sayang pada anak kemudian mau memaksakan anaknya harus terlibat dalam Capres atau Cawapres sementara suara Demokrat tidak cukup,” kata dia.
Ia juga memberikan analisisnya tentang kemungkinan penjegalan lebih besar dilakukan kepada calon yang potensial.
“Lagian kalau melihat real politik khususnya terkait pencapresan 2024 yang potensial jelas itu adalah Ganjar Pranowo. Bukan Anies Baswedan yang digadang-gadang oleh Demokrat apalagi AHY,” ungkap dia.
Menurutnya, logika sederhananya calon terkuat lah yang jadi sasaran yang jadi pusat hajaran yang berusaha keras dicegah.
“Tapi yang tidak populer, elektabilitasnya kecil yang lemah buat apa capek-capek mau dijegal oleh kan? Buang-buang tenaga, sementara posisi Anies apalagi AHY bukan di posisi yang tertinggi di survei- survei opini publik,” katanya.
Menurut Guntur, Demokrat hanya membuat penyesatan opini, seolah-olah Anies Baswedan dan AHY serta Demokrat yang mau dicegah.
“Ke-geeran dan merasa ada yang mau jeger strategi SBY ini bisa dikatakan hampir mirip dengan gaya Ferdy sambo playing victim. Nangis, eh ternyata paling bertanggung jawab dalam kejadian pembunuhan Brigadir J,” kata dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty