Kalimat Singkat, Padat, dan Jelas Putin Soal Nuklir Spontan Disambar Jenderal Amerika: Siap-siap Serangan Dahsyat yang Menghancurkan
Amerika Serikat dapat menghancurkan Armada Laut Hitam Rusia yang berbasis di Krimea atau pangkalannya di semenanjung jika Moskow menggunakan senjata nuklir di Ukraina, kata mantan komandan Angkatan Darat AS di Eropa, Ben Hodges.
Dalam sebuah wawancara dengan Daily Mail pada Rabu (21/9/2022), Hodges menggambarkan kemungkinan Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan penyebaran nuklir sebagai “sangat tidak mungkin.”
Baca Juga: Isyarat yang Dibicarakan Putin Sudah Jelas, Aksi Militer Rusia Adalah Mimpi Buruk buat Ukraina
Dia mengklaim, Putin tidak akan melakukannya karena “dia tahu AS harus merespons jika Rusia menggunakan senjata nuklir."
“Tanggapan AS mungkin bukan nuklir ... tetapi bisa menjadi serangan dahsyat yang dapat, misalnya, menghancurkan Armada Laut Hitam atau menghancurkan pangkalan Rusia di Krimea,” kata Hodges, yang bertanggung jawab atas pasukan AS di Eropa antara tahun 2014 dan 2018.
“Jadi, saya pikir Presiden Putin dan orang-orang di sekitarnya akan enggan untuk menarik AS ke dalam konflik secara langsung,” tegasnya.
Komentar itu dibuat sebagai tanggapan atas pidato Putin sebelumnya hari itu, di mana dia mengatakan Rusia memerangi "seluruh mesin militer Barat" di Ukraina, mengutip bantuan besar-besaran dalam bantuan mematikan dan intelijen yang diberikan ke Kiev oleh AS, Inggris, Uni Eropa dan yang lain.
“Jika integritas teritorial bangsa kita terancam, kita pasti akan menggunakan semua cara yang kita miliki untuk membela Rusia dan rakyat kita,” dia memperingatkan.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pemerintahan Biden menanggapi kata-kata Putin dengan "serius", tetapi bersikeras bahwa itu adalah "retorika yang tidak bertanggung jawab bagi kekuatan nuklir untuk berbicara seperti itu."
Dalam pidatonya, Putin mengumumkan mobilisasi parsial di Rusia, dengan Menteri Pertahanan Sergey Shoigu kemudian mengklarifikasi bahwa sekitar 300.000 tentara cadangan akan dipanggil.
Pergeseran strategi Moskow di Ukraina terjadi setelah pengumuman oleh Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, dan wilayah Zaporozhye dan Kherson yang dikuasai Rusia, bahwa mereka akan mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia antara 23 dan 27 September.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: