Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kementerian ESDM: Uji Jalan Biodisel B40 Ditargetkan Selesai Desember 2022

        Kementerian ESDM: Uji Jalan Biodisel B40 Ditargetkan Selesai Desember 2022 Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan uji jalan (road test) pencampuran Bahan Bakar Nabati ke dalam Bahan Bakar Minyak jenis Minyak Solar sebesar 40% (B40) yang saat ini sedang berjalan dapat diselesaikan pada bulan Agustus 2022 mendatang.

        "Road Test B40 ditargetkan selesai di Desember 2022. Uji jalan ini untuk menghasilkan rekomendasi teknis kebijakan implementasi B40," tutur Edi Wibowo, Direktur Bioenergi, dalam sambutannya mewakili Dirjen EBTKE pada kegiatan Monitoring dan Evaluasi I Road Test B40, Jumat (23/9/2022), dikutip dalam keterangan resminya.

        Baca Juga: Kementerian ESDM Siapkan Rp868 Miliar untuk Pembangunan EBTKE

        Edi menambahkan, road test B40 tersebut dilakukan melalui 2 (dua) tahap pengujian jenis campuran bahan bakar, yakni B30D10 dengan formula campuran 30% Biodiesel (B100*) + 10% Diesel Nabati/Diesel Biohidrokarbon/HVO (D100) + 60% Minyak Solar (B0), dan B40 dengan formula campuran 40% Biodiesel (B100*) + 60% Minyak Solar (B0).

        "Adapun terhadap Spesifikasi Biodiesel (B100*) mengacu pada usulan Komite Teknis 27-04 Bioenergi Cair dengan perbaikan parameter kadar air yang semula maksimal 350 ppm diubah menjadi maksimal 320 ppm, kadar monogliserida yang semula maksimal 0,55% massa menjadi maksimal 0,5% massa, kestabilan oksidasi yang semula minimal 600 menit menjadi minimal 720 menit," tambah Edi.

        Edi mengungkapkan, pada pengujian ini, kendaraan uji yang digunakan 3 merek kendaraan bermesin diesel kurang dari 3,5 ton masing-masing 2 unit, serta 3 merek kendaraan bermesin diesel di atas 3,5 ton masing-masing 2 unit. "Pada awal Road Test B40 terdapat tantangan berupa pengadaan sparepart setelah overhaul awal, tetapi dapat kami sampaikan bahwa saat ini seluruh kendaraan telah melaksanakan uji jalan," ungkap Edi.

        Untuk mengejar ketertinggalan dan dapat mencapai target yang ditetapkan pada bulan Desember 2022, diberlakukan penambahan jarak dan rute yakni, untuk kendaraan uji kurang dari 3,5 ton jarak tempuh yang semula ditargetkan 560 km/hari menjadi 650 km/hari dengan rute perubahan menjadi Balitsa-Tol Cileunyi-Ciamis-Kuningan-P3GL-Pemalang (putar balik)-Subang-Balitsa.

        Sementara, untuk kendaraan uji di atas 3,5 ton jarak tempuh yang semula ditargetkan 400 km/hari menjadi 550 km/hari dengan rute perubahan menjadi Balitsa-Pasteur-Cikampek-Cipali-P3GL-Tegal (putar balik)-Cipali-Subang-Balitsa.

        Baca Juga: Industri Sawit Nyatakan Siap Pasok CPO Untuk Program B40

        Pengujian yang dilaksanakan selama Road Test B40 di antaranya penanganan dan analisis konsumsi bahan bakar, pengujian kualitas mutu bahan bakar dan pelumas, pengujian kinerja pada Chassis Dynamometer, pengujian Merit Rating komponen kendaraan, pengujian stabilitas penyimpanan bahan bakar uji, dan uji startability dan presipitasi bahan bakar uji.

        Road Test B40 ini dilaksanakan oleh Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi "Lemigas" dengan melibatkan Balai Besar Survei dan Pengujian KEBTKE serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui pendanaan Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Bahan bakar B0 dan HVO disediakan oleh Pertamina Grup (PT Kilang Pertamina Internasional) dan B100 oleh APROBI.

        "Kami secara rutin melakukan monitoring dan evaluasi untuk menghimpun saran dan masukan atas progres dan hasil sementara terhadap pengujian yang telah dilakukan. Kami mengapresiasi upaya dan dukungan seluruh pihak yang terus mendukung pengujian dan upaya transisi energi melalui pencampuran BBN jenis biodiesel. Kementerian ESDM terus berkomitmen mendukung rencana implementasi B40 melalui fasilitasi dan koordinasi hal-hal yang dibutuhkan dengan K/L dan stakeholder terkait," pungkas Edi.

        Indonesia saat ini masih merupakan negara yang paling advance dalam menerapkan pencampuran BBN jenis Biodiesel. Dengan rencana implementasi B40 yang berada di depan mata, sekali lagi Indonesia menjadi yang terdepan dalam pemanfaatan BBN jenis Biodiesel.

        Selain mendukung kontribusi energi terbarukan pada bauran energi nasional, rencana implementasi B40 juga pastinya akan berdampak positif dalam hal penghematan devisa akibat menurunnya impor minyak solar, peningkatan nilai tambah CPO, membuka lapangan pekerjaan, dan menurunkan emisi gas rumah kaca. Untuk program B30 di tahun 2022, ditargetkan dapat disalurkan biodiesel lebih dari 10 juta kl yang dapat menghemat devisa sebesar US$7,82 miliar dan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26,95 juta ton CO2e serta membuka lapangan kerja bagi lebih dari 1.2 juta orang, baik pekerja on farm maupun off farm.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rena Laila Wuri
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: