KOTRA Ajak Perusahaan Indonesia untuk Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi
KOTRA (The Korea Trade Investment promotion Agency), Kedutaan Besar Republik Korea untuk Indonesia, dan KADIN menyelenggarakan 'Indonesia-Korea Future Industry Business Plaza 2022' di Hotel Fairmont, Jakarta.
Kegiatan tersebut mencakup beberapa acara yakni Forum Kerja Sama Industri Masa Depan antara Indonesia dan Korea, pameran bisnis, dan pertemuan one on one meeting. Lebih dari 300 orang dari Indonesia dan Korea Selatan akan hadir.
Baca Juga: Pewaris Raksasa Game Korea Selatan Jadi Miliarder Termuda di Dunia, Intip Hartanya!
Forum Kerja Sama Industri Masa Depan dimulai dengan sambutan pembukaan dari Presiden Kantor Pusat KOTRA Asia Tenggara-Oseania, Lee Jong-seob. Dilanjutkan dengan sambutan oleh Agus Tjahajana Wirakusumah, Asisten Khusus Menteri ESDM.
Park Tae-song, Duta Besar Kedutaan Besar Korea untuk Indonesia, akan menyampaikan ucapan selamat. Terakhir, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Bernardino M. Vega, juga akan memberikan sambutan.
Memanfaatkan momentum Presidensi G20 Indonesia, Indonesia-Korea Future Industry Business Plaza 2022 menyediakan sarana untuk mempercepat kerja Sama ekonomi antara kedua negara.
Dengan berbagi wawasan dan menjembatani peluang, acara tersebut mengambil tema yang sesuai dengan tiga pilar Presidensi G20 Indonesia yakni perubahan menuju energi berkelanjutan, kesehatan, dan transformasi digital.
Direktur Jenderal KOTRA Jakarta Lee Jang-hee mengatakan, KOTRA Jakarta berperan menjadi jembatan bagi perusahaan Korea Selatan dan perusahaan Indonesia untuk menjalin kerjasama ekonomi terutama di bidang ekspor, impor, dan investasi.
Pandemi COVID-19 telah menyebabkan transformasi dalam segala aspek bisnis seperti pengadopsian digital dan penciptaan ekonomi berkelanjutan.
"Tujuan dari Indonesia-Korea Future Industry Business Plaza 2022 adalah untuk mengatasi tantangan dan rintangan yang muncul karena perubahan bentuk dalam lingkungan perdagangan internasional dan investasi akibat pandemi COVID-19," ujar Lee.
Kehadiran Kerjasama Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia Korea (IK CEPA) yang telah ditandatangani sejak tahun 2022, juga diharapkan meningkatkan nilai perdagangan dan investasi antara kedua negara. Perjanjian tersebut telah diratifikasi oleh Korea Selatan pada Juni 2021 dan Indonesia pada Agustus 2022. IK CEPA diharapkan resmi berlaku pada tahun 2023.
Lee Jang-hee optimis IK CEPA akan melahirkan sistem kerjasama yang lebih dalam di tengah ketidakpastian ekonomi global seperti ancaman inflasi, disrupsi rantai pasok, perang dagang, dan konflik geopolitik. Korea Selatan mengeliminasi sebanyak 95.5% dari pos tarif yang mewakili 97.3% nilai impor dari Indonesia. Pada saat yang sama, Indonesia juga memangkas 93.0% pos tarif yang mewakili 97.0% impor dari Korea Selatan.
"Korea Selatan akan melanjutkan kolaborasi yang melibatkan industri dengan teknologi tinggi seperti kendaraan listrik dan baterai sekunder sebagai bagian dari Environmental Social Governance (ESG) untuk mendukung kebijakan keberlanjutan Indonesia," tambah Lee.
Indonesia merupakan salah satu mitra penting bagi Korea Selatan, khususnya di kawasan ASEAN. Nilai perdagangan Korea Selatan dan Indonesia tercatat sebesar USD 15.3 miliar untuk periode Januari hingga Juli 2022.
Angka tersebut tumbuh 49.3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni USD 10.2 miliar. Pencapaian tersebut membuat Indonesia menjadi negara ASEAN sebagai partner dengan nilai perdagangan terbesar kedua dengan Korea Selatan.
Komoditas utama yang yang diperdagangkan kedua negara tersebut adalah (1) bahan bakar mineral, minyak mineral dan produk; (2) mesin dan peralatan listrik; (3) besi dan baja; (4) bijih, terak, dan abu; dan (5) plastik.
Tentang Indonesia-Korea Future Industry Business Plaza 2022:
Forum Kerjasama Industri Masa Depan dibagi menjadi tiga sesi. Tema sesi pertama adalah respon iklim untuk ekonomi yang berkelanjutan. Tiga pembicara akan dihadirkan pada sesi ini: (1) Yahya Rachman Hidayat, Pelaksana Direktur Energi, Sumber Daya Mineral, dan Pertambangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional; (2) Taeyoung Kim, Presiden Direktur, PT Prism Nusantara International (anak perusahaan SK E&S); dan (3) Onasis Wahju, Direktur, CJ Indonesia Group.
Diskusi akan berlanjut pada sesi kedua dengan Jowel Tacata, Presiden Direktur IQVIA Indonesia, dengan tema industri perawatan kesehatan pasca pandemi di Indonesia. Iwan Setiawan, CEO Marketeers, akan menjadi pembicara pada sesi terakhir Indonesia-Korea Future Industry Cooperation 2022.
Sementara itu, dalam kegiatan bisnis konsultasi dan one on one meeting, terdapat 48 perusahaan teknologi dari Korea Selatan yang akan berpartisipasi baik secara online dan offline untuk melakukan pertemuan/konsultasi tatap muka dengan 100 calon mitra seperti perusahaan Indonesia skala besar, pemilik proyek, pemodal ventura untuk mengenalkan produk mereka. Pertemuan tersebut juga menjajaki peluang terjadinya kesepakatan bisnis di masa depan.
Sebagai acara pendukung, terdapat booth pameran termasuk keinginan dan persiapan Korea menyelenggarakan Busan Expo pada tahun 2030.
Booth dari Hyundai Kefico juga ikut meramaikan acara tersebut di area transportasi masa depan dengan mempromosikan solusi kendaraan listrik roda dua.
Selain itu, terdapat beberapa perusahaan lain yang akan hadir dalam pameran termasuk Poonglim Pharmatech, KOGENE BIOTECH, Humanscape, MEMBRARE, AQUACELL, NANOOM ENERGY, Kevin LAB, VIDEO MONSTER, dan lain-lain. Di dalam acara tersebut juga terdapat penandatanganan nota kesepakatan antara Idea Concert dan PT MNC Pictures.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: