Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ade Armando Sebut Pangkal Tragedi Stadion Kanjuruhan adalah Suporter Arema yang Anarkis

        Ade Armando Sebut Pangkal Tragedi Stadion Kanjuruhan adalah Suporter Arema yang Anarkis Kredit Foto: Suara.com
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pegiat media sosial, Ade Armando mengatakan penyebab utama tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang terjadi pada 1 Oktober lalu adalah akibat dari tindakan keterlaluan dari suporter Arema.

        “Mereka sombong bergaya preman, menantang merusak dan menyerang. Gara-gara merekalah tragedi itu terjadi,” ungkap Ade melalui video di channel Cokro TV, Selasa (04/10/22).

        Menurut dia, ketika polisi menggunakan gas air mata itu adalah tindakan sesuai protap atau prosedur tetap. 

        Baca Juga: Profesor Asing Soal Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan: Fokus Investigasi Harus Dipusatkan ke Polisi

        “Ketika mereka harus mengendalikan kerusuhan yang mengancam jiwa. Memang akibat gas air mata para penonton berlarian panik dan sialnya pada saat mereka hendak keluar stadion, ternyata panitia belum sempat membuka pintu keluar,” kata Ade. 

        “Akibatnya terjadi penumpukan penonton, saling dorong saling injak itulah menyebabkan tragedi terjadi,” tambahnya.

        Yang jadi pangkal masalah menurut dia tetap suporter Arema yang sok jagoan, melanggar semua peraturan dalam stadion dengan gaya preman masuk ke lapangan. 

        Baca Juga: Tindakan Tak Manusiawi Aparat dalam Tragedi Kanjuruhan, Pengamat Sebut Petugas Kurang Didikan

        “Dalam pandangan saya, polisi sudah melaksanakan kewajibannya. Polisi misalnya sejak awal sudah meminta agar jadwal pertandingan dimajukan menjadi pukul 15.30 WIB tapi pihak panitia berkukuh jam pertandingan tetap 20:00 WIB,” kata Ade.

        “Polisi juga sudah meminta agar jumlah penonton dibatasi sesuai kapasitas Stadion. Dalam hal ini panitia ternyata nakal, kapasitas penonton hanya 38.000 sementara tiket ini cetak mencapai 42.000,” tambahnya. 

        Ia juga menjabarkan selama 23 tahun Arema tidak pernah kalah oleh Persebaya dalam pertandingan kandang. Tapi walau menyesakkan, harusnya ini ditanggapi dengan biasa-biasa saja.

        Baca Juga: PDIP Ingatkan Anies Baswedan Tak Pakai Sisa Masa Gubernurnya Sebagai Panggung Usai Deklarasi Capres

        “Teriakan-teriakan sudah mulai terdengar bahkan ada pemain Arema yang menghaturkan permintaan maaf pada penonton. Tapi sedikit demi sedikit suporter menerobos batas pagar dan masuk ke lapangan,” kata dia.



        Menurutnya, organisasi seperti Forum Komunikasi suporter Indonesia sebaiknya memikirkan cara-cara terbaik untuk mendidik para suporter Indonesia agar lebih beradab.

        Baca Juga: Personel TNI Terekam Tendang Aremania dalam Tragedi Kanjuruhan, Mahud MD Langsung Beri Arahan Andika Perkasa

        “PSSI, Arema dan klub-klub lain perlu duduk sama-sama untuk mencari cara untuk mengontrol keberingasan suporter. Selama itu tidak dilakukan, jangan harap tindakan-tindakan brutal itu akan berhenti,” tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: