Polisi Lempar Gas Air Mata dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan, Ade Armando: Sudah Sesuai Protap!
Pegiat media sosial, Ade Armando mengatakan penggunaan gas air mata oleh aparat kepolisian di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sudah sesuai dengan Prosedur Tetap (Protap).
“Nampaknya ada upaya sengaja untuk mengarahkan telunjuk pada pihak kepolisian. Marilah kita bersikap objektif. Apa sih yang dimaksud dengan tindakan represif pelanggaran profesionalisme atau bahkan pelanggaran HAM yang dilakukan Kepolisian?,” tanya Ade melalui Cokro TV, Selasa (04/10/22).
Menurut Ade, yang sekarang dipersoalkan adalah penggunaan gas air mata, sebagian pihak menyatakan bahwa FIFA jelas melarang penggunaan gas air mata dalam stadion. Tapi kata dia, Polisi tidak berada di bawah FIFA.
Baca Juga: Stadion Kanjuruhan Overload, Analis Internasional: Ini Diinvestigasi, Kan?
“Ketika polisi menggunakan gas air mata itu adalah tindakan sesuai protap, ketika mereka harus mengendalikan kerusuhan yang mengancam jiwa. Memang akibat gas air mata para penonton berlarian panik dan sialnya pada saat mereka hendak keluar stadion, ternyata panitia belum sempat membuka pintu keluar,” ungkapnya.
Ade mengatakan, masyarakat harus bersikap objektif. Yang jadi pangkal masalah menurutnya adalah suporter Arema yang sok jagoan melanggar semua peraturan dalam stadion dengan gaya preman masuk ke lapangan.
“Suporter sepak bola Indonesia ini memang keterlaluan. Siapapun yang menyaksikan video-video yang kini tersebar tentang tragedi di Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober lalu pasti bisa mengenali bahwa pangkal persoalan adalah kelakuan sebagian suporter Arema yang menyerbu lapangan,” kata dia.
Dalam pandangan dia, polisi sudah melaksanakan kewajibannya. Polisi misalnya sejak awal sudah meminta agar jadwal pertandingan dimajukan menjadi pukul 15.30 WIB tapi pihak panitia bersikukuh jam pertandingan tetap 20:00 WIB.
“Polisi juga sudah meminta agar jumlah penonton dibatasi sesuai kapasitas Stadion dalam hal ini panitia ternyata nakal kapasitas penonton hanya 38.000 sementara tiket ini cetak mencapai 42.000 bahkan diduga penonton yang masuk melampaui angka itu,”
Jadi kata Ade, sebenarnya ada over capacity, karena itu ia merasa polisi sudah melakukan hal-hal yang diperlukan. Yang jadi masalah utama menurut dia adalah kelakuan suporter Arema.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty