Mesin Perang Rusia Terus Diejek dari Dua Sekutu Vladimir Putin
Penarikan pasukan Rusia dari kota strategis penting di timur Ukraina telah mendorong dua sekutu kuat Presiden Vladimir Putin untuk melakukan sesuatu yang langka di Rusia modern, secara terbuka mengejek petinggi mesin perang.
Hilangnya benteng Lyman oleh Rusia, yang menempatkan bagian barat wilayah Luhansk di bawah ancaman, menyentuh keberanian Ramzan Kadyrov, pemimpin republik Rusia selatan Chechnya.
Baca Juga: Pemimpin Chechnya Kirim 3 Putranya ke Medan Perang: Saatnya Buktikan Pertarungan Nyata
Kadyrov, yang telah dekat dengan Putin sejak ayahnya dan mantan presiden Chechnya, Akhmad, tewas dalam serangan bom tahun 2004 di Grozny yang juga menewaskan seorang fotografer Reuters, menyarankan agar Rusia mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklir taktis kecil di Ukraina sebagai tanggapan kerugian.
Peringatan nuklir menjadi berita utama, tetapi cemoohan publiknya terhadap jenderal top Rusia mungkin sama pentingnya di Rusia di mana kritik publik terhadap upaya perang dari dalam eselon atas elit telah tabu.
"Nepotisme di tentara tidak akan membawa kebaikan," kata Kadyrov, seraya menambahkan bahwa komandan pasukan Rusia di daerah itu harus dilucuti medalinya dan dikirim ke garis depan dengan senjata untuk menghapus rasa malunya dengan darah.
Penghinaan publik semacam itu terhadap para jenderal yang menjalankan perang Rusia adalah signifikan karena ini menunjukkan tingkat frustrasi di kalangan elit Putin atas pelaksanaan perang, sementara juga menusuk narasi yang dikontrol dengan cermat oleh Kremlin.
Kadyrov, yang mendukung perang dan telah mengirim banyak unit Chechnya sendiri untuk berperang, mengatakan kritiknya adalah kebenaran pahit tentang pasukan tempur Rusia yang katanya membiarkan orang biasa-biasa saja yang tidak berbakat mengecewakan negara.
Kementerian pertahanan tidak menanggapi permintaan komentar. Para pejabat Rusia mengatakan sejarah perang Rusia menunjukkan bahwa pertempuran seringkali dimulai dengan buruk sampai militer dapat diatur dengan baik. Menghapus Rusia, kata mereka, adalah taruhan yang buruk.
"Ini adalah momen yang sangat emosional," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Senin (3/10/2022), ketika ditanya tentang Kadyrov.
"Kepala daerah memiliki hak untuk mengungkapkan pandangan mereka," kata Peskov kepada wartawan.
"Bahkan pada saat-saat sulit, emosi tetap harus dikeluarkan dari penilaian apa pun," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: