Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Buat Video Klarifikasi Usai Pernyataannya ke Aremania Viral, Ade Armando Sebut Polisi Lempar Gas Air Mata Tak Langgar HAM

        Buat Video Klarifikasi Usai Pernyataannya ke Aremania Viral, Ade Armando Sebut Polisi Lempar Gas Air Mata Tak Langgar HAM Kredit Foto: Fb Ade Armando Official
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ditengah duka para Aremania atas Tragedi Kanjuruhan, pegiat media sosial Ade Armando kembali membuat kontroversi atas pernyataannya. 

        Kali ini dirinya menilai dalam Tragedi Kanjuruhan, Polisi telah melakukan hal sesuai protokol dan melempar gas air mata ke tribun penonton bukanlah pelanggaran HAM. 

        “Polisi harus menertibkan keadaan karena itu kewajiban mereka adalah mengusir para suporter itu kembali ke tempat duduk mereka,” jelasnya. 

        Baca Juga: Disparitas Data Terjadi Pascainsiden Kemanusiaan di Kanjuruhan, Data Mana yang Akurat?

        “Menurut saya, bisa dipahami kalau polisi kali ini akhirnya menggunakan gas air mata. Penggunaan gas air mata adalah sebuah prosedur yang wajar dilakukan polisi. Tapi itu tidak dilakukan sembarangan,” tambahnya.

        Ia mengakui gas air mata itu akhirnya membuat panik banyak suporter yang sebenarnya tidak terlibat dalam penyerbuan ke lapangan. 

        “Tapi saya tidak melihat itu dilakukan oleh Polisi sebagai cara represif mereka, apalagi melanggar HAM,” ungkap dia. 

        Baca Juga: Update Korban Meninggal Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang Jadi 131 Orang

        Ade menambahkan, dari tragedi ini, Indonesia bisa belajar banyak hal. 

        “Kita sudah belajar bahwa jam tayang seharusnya dilakukan pada siang hari. Bahwa pertandingan antara dua tim bebuyutan ada baiknya hanya dihadiri hanya oleh suporter dari satu kubu,” katanya.

        Ada baiknya juga dalam pertandingan sesengit itu, jumlah penonton dibatasi hanya setengah dari kapasitas Stadion. 

        Baca Juga: Ada Indikasi Para Pejabat Polri yang Dicopot Buntut Tragedi Kanjuruhan Hanya Kalangan Keroco

        “Kita juga belajar, panitia seharusnya memberi jalan keluar yang lapang. Begitu pertandingan selesai. Polisi juga belajar tidak boleh menembak gas air mata ke Tribun penonton,” ucapnya.

        Namun menurutnya yang terpenting, para suporter harus diajari bertindak secara beradab. Fanatisme seharusnya tidak berujung pada tindakan yang kalap irasional saat tim kesayangan mereka kalah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: