Di Tengah Menurunnya Ekonomi Global, Bahlil Justru Dorong Hilirasi, Ternyata Ini Maksudnya!
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan, di tengah pertumbuhan ekonomi global yang menurun, pemerintah Indonesia terus berusaha untuk mendorong hilirisasi guna menciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru sekaligus kesempatan kerja, termasuk di Papua. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan adanya kolaborasi antara industri hilirisasi dengan pengusaha nasional di daerah.
Hal ini ia sampaikan saat melanjutkan rangkaian kegiatan orasi ilmiah di Auditorium Universitas Cenderawasih (Uncen), Jayapura, Papua bersama Chairman of the Board & Chief Executive Officer (CEO) Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson. Kegiatan dengan topik "Transformasi Ekonomi Melalui Hilirisasi dengan Kearifan Lokal" ini dihadiri oleh lebih dari 1.500 mahasiswa Uncen dan beberapa universitas swasta di Kota Jayapura.
Baca Juga: Menteri Bahlil: Jabar Surga Investasi Bagi Pemodal
"Kita ingin hilirisasi terjadi di daerah yang menjadikan anak daerah tuan di negerinya sendiri. Dia harus berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha di daerah, dengan UMKM. Seperti Freeport, kita bangga dengan pertumbuhannya yang luar biasa, tapi harus jujur saya katakan keterlibatan anak-anak Papua belum maksimal untuk mencapai apa yang diharapkan di Bumi Cenderawasih. Ini yang kita lagi usahakan," ujar Bahlil, mengutip dalam rilis Kementerian Investasi, Jumat (7/10/2022).
Sementara itu, Chairman of the Board & CEO Freeport Mc-MoRan, Richard C. Adkerson, menyampaikan nilai manfaat langsung dari Freeport-McMoRan melalui PT Freeport Indonesia (PT FI) yang menyumbang penerimaan negara hingga mencapai USD23,1 miliar pada periode 1992-2021. Ke depan, Richard memastikan PT FI akan membangun industri pengolahan di Papua setelah pembangunan smelter di Kawasan Industri Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE), Kabupaten Gresik, Jawa timur selesai di tahun 2024.
Baca Juga: Bahlil: Ekonomi Global Tidak Stabil, Indonesia Patut Bersyukur Dipimpin Jokowi
"Pemerintah Indonesia sudah memperingatkan kami untuk bergerak cepat. Saat ini, pembangunan smelter baru kami di Gresik yang akan menjadi smelter single line terbesar di dunia, sudah mencapai 40% dengan total serapan biaya mencapai US$1,2 miliar. Setelah itu, kami akan membangun fasilitas industri dan fasilitas kelistrikan untuk mendukung pengembangan industri di Papua," ucap Richard.
Rektor Uncen, Dr. Ir. Apolo Safanso, S.T., M.T., dalam sambutannya menyatakan apresiasi atas kunjungan dan fasilitasi dari Kementerian Investasi/BKPM dan PT FI. Menurut Apolo, kerja sama yang baik antara pemerintah dengan perguruan tinggi dan seluruh perusahaan tambang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya dalam bidang pertambangan dan menghadirkan investasi yang besar untuk membangun negara.
Sebagai Anak Papua, Elishabet Ohe, Mahasiswa Teknik Pertambangan Uncen yang hadir pada kegiatan ini menyampaikan harapannya agar ke depan, anak-anak Papua seperti dirinya, terutama di bidang pertambangan, bisa mendapatkan kesempatan untuk bekerja di perusahaan tambang yang dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia.
Baca Juga: Bahlil Puji Ganjar Pranowo di Hadapan Jokowi: Jelas Barang Ini!
Pada kesempatan yang sama, dilakukan juga penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Investasi/BKPM dengan Uncen mengenai pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat terkait penanaman modal. Selain itu, dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Sains dan Kemitraan di Uncen yang merupakan bantuan dari PT FI.
Setelah kegiatan Orasi Ilmiah di Uncen, Bahlil dan Richard juga mengunjungi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Port Numbay Jayapura.
Baca Juga: Lewat Hilirisasi, Menteri Bahlil Yakin Indonesia Bisa Maju
Orasi Ilmiah di Uncen dan Kunjungan di STIE Port Numbay ini merupakan rangkaian dari kunjungan ke 7 perguruan tinggi besar di Indonesia, yang sebelumnya telah dilakukan kegiatan serupa di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya; Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; Institut Teknologi Bandung, Bandung; dan Universitas Indonesia, Depok.
Selanjutnya, orasi ilmiah yang merupakan kolaborasi antara Kementerian Investasi/BKPM dan PT FI ini akan dilakukan di Universitas Hasanuddin di Makassar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Ayu Almas