Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mukjizat Selimut Selamatkan Satu-satunya Balita dari Pembunuhan Massal Oleh Mantan Polisi

        Mukjizat Selimut Selamatkan Satu-satunya Balita dari Pembunuhan Massal Oleh Mantan Polisi Kredit Foto: Reuters/Jorge Silva
        Warta Ekonomi, Bangkok -

        Seorang anak berusia tiga tahun yang berhasil selamat dari pembantaian minggu lalu di sebuah taman kanak-kanak di timur laut Thailand tertidur dalam kengerian di bawah selimut di sudut ruang kelas.

        Paveenut Supolwong, yang dijuluki "Ammy", biasanya tidur nyenyak, tetapi pada waktu tidur siang pada Kamis (6/10/2022) ketika si pembunuh masuk ke kamar bayi dan mulai membunuh 22 anak, Ammy tertidur lelap dengan selimut menutupi wajahnya.

        Baca Juga: Masalah Keuangan Picu Mantan Polisi Berlaku Brutal di Tempat Penitipan Anak di Thailand

        "Itu mungkin menyelamatkan hidupnya," kata orang tuanya, Panompai Sithong, dilansir Reuters.

        Dia adalah satu-satunya anak di kamar bayi yang lolos tanpa cedera setelah mantan perwira polisi Panya Khamrap membunuh lebih dari 30 orang, kebanyakan anak-anak di kamar bayi, dalam amukan di kota Uthai Sawan.

        "Saya shock," kata sang ibu Ammy.

        "Saya merasa untuk keluarga lain ... Saya senang anak saya selamat. Ini adalah perasaan campur aduk antara sedih dan syukur," imbuhnya.

        Pada Minggu (9/10/2022), rumah kayu keluarga itu ramai dengan kerabat dan tetangga berbagi piring ikan, salad pepaya, dan refleksi atas tragedi itu.

        Mereka meributkan Ammy saat dia bermain di halaman dengan gaun berbunga-bunga, jimat diikatkan di lehernya, bergantian antara kebingungan dan senyum gigi geraham pada semua perhatian yang tiba-tiba.

        Orang tua Ammy mengatakan dia tampaknya tidak memiliki ingatan tentang tragedi itu. Seseorang menemukannya mengaduk-aduk di sudut jauh ruang kelas, setelah si pembunuh pergi, dan membawanya keluar dengan kepala tertutup selimut sehingga dia tidak melihat mayat teman-teman sekelasnya.

        Dari 22 anak yang ditikam sampai mati, 11 meninggal di ruang kelas tempat dia tidur siang, menurut polisi. Dua anak lainnya dirawat di rumah sakit dengan luka serius di kepala.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: