Demokrat Minta Berhenti Salahkan Suporter dalam Tragedi Kanjuruhan: Tanpa Suporter Olahraga Bisa Apa?
Dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Departemen X DPP Partai Demokrat bertajuk "Semangat Perubahan dan Perbaikan Sepakbola; Belajar Dari Kabar Malang Kanjuruhan", Selasa (11/10) di Kantor DPP. Partai Demokrat dan para ahli yang hadir sepakat untuk tidak menyalahkan suporter dalam tragedi Kanjuruhan.
Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Partai Demokrat, A.S. Sukawijaya, yang akrab disapa Yoyok Sukawi menegaskan bahwa FPD DPR RI sangat serius mendorong dan mengawal agar tragedi Kanjuruhan diusut secara menyeluruh, tuntas dan transparan demi memberikan rasa keadilan bagi keluarga korban.
Bahkan FPD DPR RI melalui Komisi X DPR RI telah mendorong pembentukan Pansus.
“Fungsi DPR adalah pengawasan, setelah nanti terbentuk Pansus, kita berhak untuk memberikan rekomendasi kepada Presiden untuk melakukan langkah-langkah dalam penyelesaian permasalahan ini,” kata Yoyok.
Lanjut Yoyok, yang juga merupakan Exco PSSI, berharap induk organisasi sepakbola Tanah Air itu juga tidak malu-malu mengakui jika PSSI masih banyak kekurangan yang mesti dibenahi agar perubahan dan perbaikan untuk sepakbola Indonesia menjadi lebih baik.
Dengan itu, Yoyok berharap, semoga peristiwa yang sama tidak lagi terjadi di kemudian hari, karena tidak ada sepakbola seharga nyawa manusia.
Baca Juga: Sempat Tuding Kecurangan di Pilpres 2019, Denny Siregar Bongkar Portofolio Partai Demokrat
Diskusi ini juga menghadirkan sejumlah stakeholder sepakbola Tanah Air, yaitu Joni Kurnianto (CEO Parsipa Pati), Rachmad Darmawan (Pelatih RANS Nusantara), Sigit Nugroho (Wartawan Olahraga), dan Zaky Muzakin (Suporter Persija). Diskusi dipandu oleh Sekretaris Bakomstra DPP PD, Hendri Teja.
Selanjutnya, Joni Kurnianto memandang, dalam menyikapi tragedi Kanjuruhan dibutuhkan kedewasaan diri dari segenap stakeholder sepak bola di Indonesia. Joni mengakui, Aremania selama ini dianggap menjadi salah satu panutan suporter di Indonesia.
Namun dewasa ini muncul sub-sub suporter baru, dan ini harus dikawal, dididik, dan dibina. Joni berharap semua pihak untuk bisa menahan diri, jangan hanya saling menyalahkan dan melemparkan tanggung jawab.
Sementara itu, pelatih RANS Nusantara, Rachmad Darmawan (RD), menyebut Aremania merupakan suporter yang sangat disiplin dan berintegritas. Menurutnya suporter adalah bagian terpenting dalam membangun sistem dalam sebuah klub sepakbola.
Baca Juga: Sempat Tuding Kecurangan di Pilpres 2019, Denny Siregar Bongkar Portofolio Partai Demokrat
Menurut RD, perkembangan dunia digital membuat pecinta sepakbola dengan mudah melakukan komparasi. Hal ini membuat ekspektasi pecinta sepakbola akhirnya melampaui kualitas penyelenggaraan sepakbola kita.
Oleh sebab itu, RD mendorong adanya pembenahan infrastruktur guna meningkatkan kualitas sepakbola Indonesia, salah satunya dengan penggunaan VAR dalam setiap pertandingan.
Pandangan terkait narasi yang terbangun di media pasca tragedi Kanjuruhan juga turut menjadi perhatian wartawan olahraga, Sigit Nugroho. Menurutnya, narasi yang terbangun di media internasional cenderung kritis, lugas, dan menyoroti tindakan represif aparat dalam pengendalian massa.
Baca Juga: Tidak Sesuai Prosedur, Komnas HAM Sebut Lebih dari 42 Ribu Penonton Hadir di Kanjuruhan
Sigit berharap, media dalam negeri seharusnya juga bisa bersikap tegas, fair dan tidak berpihak. Media juga mempunyai pengaruh yang besar untuk mewujudkan iklim sepakbola yang sehat. Jangan ada narasi yang terkesan memanas-manasi. Siapapun yang terlibat harus diusut tuntas.
Adapun perwakilan dari suporter Jakarta, Zaky Muzakin meminta pihak-pihak, khususnya netizen di media sosial untuk berhenti menyalahkan sepenuhnya suporter atas peristiwa Kanjuruhan.
Zaky juga turut menyorot PSSI yang seharusnya juga berani mengambil tanggung jawab atas peristiwa tersebut. Menurutnya jangan semua disalahkan suporter, sementara federasinya sendiri masih sakit.
Baca Juga: Kena Getahnya! Ade Armando Dilaporkan Usai Sebut Aremania Penyebab Tragedi Kanjuruhan
Zaki menegaskan, harusnya suporter mendapatkan hak istimewa, karena tanpa suporter, olahraga bisa apa?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty