Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Selalu Sudutkan Sawit, Padahal Begini Jejak Pelaku Deforestasi Dunia

        Selalu Sudutkan Sawit, Padahal Begini Jejak Pelaku Deforestasi Dunia Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam laporan European Commission (2013) Uni Eropa, minyak sawit ditempatkan sebagai penyebab utama deforestasi global. Melansir laporan PASPI, deforestasi global tidak hanya terjadi saat ini di berbagai negara dunia, tetapi juga telah terjadi sejak awal peradaban manusia di planet bumi.

        Studi internasional yang dirangkum laporan PASPI menemukan bahwa deforestasi merupakan suatu fenomena normal dalam tahap pembangunan sejak awal peradaban dimulai. Kaitan tahapan pembangunan global dengan deforestasi terkonfirmasi dengan jejak deforestasi global.

        Baca Juga: PKS Sudah Beroperasi Normal, Produksi Sawit Agustus 2022 Naik Setengah Juta Ton 

        Proses pembangunan yang lebih dahulu berlangsung di daerah subtropis (seperti daratan Eropa, Amerika Utara) ditunjukkan dengan jejak deforestasi hutan subtropis yang terjadi lebih awal, yakni sebelum tahun 1990-an. Puncak deforestasi di hutan subtropis terjadi pada periode sebelum tahun (pra-1700). Sementara itu, berdasarkan studi Tchir & Jhonson, tt dalam laporan PASPI, deforestasi yang menghabiskan virgin forest di Amerika Serikat terjadi dalam periode tahun 1600-1900. 

        "Kemudian negara-negara daerah tropis yang baru belakangan mulai membangun perekonomiannya sehingga deforestasi hutan tropis mulai intensif terjadi sejak tahun 1900-an. Puncak deforestasi hutan tropis terjadi pada periode tahun 1950-1979 (FAO, 2012; Roser, 2012)," catat laporan PASPI.

        Studi Matthew (1983) dalam laporan PASPI, jejak deforestasi dunia telah mencapai 701 juta hektare yang terdiri dari deforestasi hutan nontropis (653 juta hektar) dan deforestasi hutan tropis (48 juta hektare). Sebagian besar deforestasi hutan subtropis terjadi di daratan Eropa dan Amerika Utara. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: