Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gubernur BI Paparkan Tiga Strategi Hadapi Perlambatan Ekonomi Global

        Gubernur BI Paparkan Tiga Strategi Hadapi Perlambatan Ekonomi Global Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Wajiyo menyampaikan tiga strategi dalam menghadapi perlambatan ekonomi dunia saat menghadiri pertemuan tahunan International Monetary Fund dan World Bank (IMF-World Bank) di Washington D.C, Amerika Serikat.

        Pertama, tantangan global yang dihadapi saat ini tidak dapat direspons dengan hanya satu instrumen kebijakan. Untuk itu diperlukan pengembangan kerangka Integrated Policy Framework (IPF) IMF bersama dengan kerangka Macro-financial Stability Frameworks (MFSF) BIS.

        “Dalam hal ini, Indonesia telah melakukan implementasi bauran kebijakan moneter, fiskal, stabilitas nilai tukar, dan makroprudensial,” Ujar Perry.

        Kedua, Perry mengingatkan pentingnya pengembangan digitalisasi keuangan. BI telah mengembangkan digitalisasi sistem pembayaran diantaranya kesepakatan cross-border payment antara Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina, peluncuran Quick Response (QR) Code, dan Bank Indonesia Fast Payment (BI-FAST).

        Ketiga, pentingnya penguatan jaring pengaman keuangan global untuk meningkatkan kapasitas pembiayaan dalam rangka membantu negara yang membutuhkan melalui reformasi kuota di IMF.

        Pertemuan tahunan IMF-World Bank  tersebut juga meliputi Pertemuan Keempat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (4th Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting) negara G20.

        Baca Juga: Maruf Amin: Kelesuan Ekonomi Global Sudah di Depan Mata

        Menurut Perry pertemuan tersebut juga menyoroti aktivitas perekonomian global yang mengalami perlambatan secara luas dan lebih tajam dibandingkan perkiraan, dengan tingkat inflasi yang tinggi. 

        Dia menambahkan outlook perekonomian masih dipengaruhi oleh krisis biaya hidup (cost-of-living), pengetatan kondisi sektor keuangan di sebagian besar kawasan, konflik Rusia dengan Ukraina, serta dampak pandemi Covid-19 yang masih membebani.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Boyke P. Siregar

        Bagikan Artikel: