Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin menegaskan ancaman resesi dan kelesuan ekonomi sudah di depan mata. “Ancaman resesi dan sinyal kelesuan ekonomi global semakin menguat, bahkan banyak Bank Sentral merespons dengan menaikkan suku bunga acuan guna menahan laju inflasi,” Kata Maruf pada pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) Ke-9 di Jakarta, kemarin.
Menurutnya pemulihan dari dampak pandemi Covid-19 yang tengah diperjuangkan bangsa Indonesia saat ini masih berhadapan dengan realita global yang murung, seperti ancaman krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan.
Maruf juga mengingatkan dalam menghadapi situasi ini, negara-negara berkembang perlu mewaspadai pembalikan arus modal ke negara-negara maju. “Kita harus fokus mengoptimalkan modalitas dan kekuatan domestik yang dimiliki Indonesia. Kekuatan domestik yang perlu kita jaga antara lain adalah konsumsi dalam negeri dan UMKM yang menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi,”tambahnya.
Baca Juga: Inflasi September Tembus 1,17%, Tertinggi Sejak 2014
Maruf mengatakan pada triwulan II tahun ini, 51,47% PDB berasal dari konsumsi rumah tangga.. Pemerintah kata Maruf akan terus menjaga level daya beli dan konsumsi masyarakat melalui bantuan sosial dan bantuan langsung tunai yang menyasar rumah tangga maupun UMKM.
“Pemerintah juga terus menggaungkan gerakan nasional bangga buatan Indonesia. Produk-produk buatan dalam negeri, tidak terkecuali produk UMKM, tidak kalah mutunya jika dibandingkan produk impor dari negara lain,”pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: