Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PKS dan Demokrat Rebutan Posisi Cawapresnya Anies Bikin NasDem Pusing, Koalisi Terancam Bubar Jalan Nih?

        PKS dan Demokrat Rebutan Posisi Cawapresnya Anies Bikin NasDem Pusing, Koalisi Terancam Bubar Jalan Nih? Kredit Foto: Andi Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Komunikasi yang intens antara NasDem, PKS, dan Demokrat hingga kini belum sampai pada keputusan resmi berkoalisi. Pasalnya, baik PKS dan Demokrat sama-sama mengusulkan sosok calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Baswedan yang sudah dideklarasikan menjadi capres NasDem.

        Seperti yang diketahui, Partai Demokrat masih mengusahakan ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi pendamping Anies. Sementara itu, PKS juga mendorong Ahmad Heryawan (Aher) di posisi yang sama.

        Dalam diskusi KedaiKOPI di Jakarta Pusat, Minggu (23/10/2022), Juru Bicara PKS Muhammad Kholid mengatakan, partainya mengantongi lima nama sebagai alternatif cawapres Anies. Mereka adalah Aher, Hidayat Nur Wahid, Irwan Prayitno, Ahmad Syaikhu, dan Sohibul Iman. Setelah dijaring, Aher yang paling berpotensi disodorkan menjadi cawapres Anies.

        Baca Juga: PKS Jagokan Aher Jadi Cawapres, Anak Buah Mas AHY: Demokrat Hormati Kedaulatan PKS

        "Dari diskusi antarpimpinan, nama Ahmad Heryawan yang terkuat untuk diajukan dari PKS sebagai alternatif pilihan di tim kecil," beber Kholid.

        Namun, Kholid memastikan usulan nama Aher belum jadi keputusan final. Sebab, PKS masih akan membahasnya bersama NasDem dan Demokrat. Saat ini, tim kecil masih berfokus membahas kriteria dan mekanisme pemilihan Cawapres.

        Dia menyebut, ketiga partai berhak mengajukan nama dan kandidat masing-masing, mengingat calon koalisi ini menjunjung tinggi equal partnership.

        Mendengar PKS gerak cepat menjual Aher sebagai cawapres Anies, Demokrat buka suara. Kata Juru Bicara Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, partainya juga punya aspirasi sendiri terkait kandidat yang cocok mendampingi Anies. Aspirasi itu mengerucut kepada AHY.

        "Kalau kader, tetap ada harapan Mas AHY bisa maju Pilpres. Namun, forum rapimnas menyerahkan pada ketum. Kalau kami mekanisme AD/ART soal capres cawapres ditentukan majelis partai," jelas Herzaky.

        Namun, Herzaky menghormati, dan mengapresiasi jika PKS mengusulkan Aher. Diakuinya, partai calon mitra koalisi memang punya mekanisme internal masing-masing kala menentukan cawapres untuk mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

        Yang jelas, kata dia, banyaknya usulan menandakan adanya politik sehat di dalam koalisi yang mengusung Anies sebagai capres.

        Baca Juga: Anies Bakal Lebih Untung Kalau Andika Jadi Cawapresnya Daripada AHY, Pengamat Blak-blakan: AHY Bukan Panglima, Beda Kelas

        "Inilah indahnya berkoalisi, indahnya hubungan kami bertiga. Saling menghormati, menjaga independensi, dan berada dalam posisi setara. Ada mutual respect, serta bisa mencapai kemenangan," beber politisi jebolan Universitas Indonesia itu.

        Ke depannya, Herzaky menyebut, keputusan akhir soal cawapres Anies akan diambil secara mufakat. Saat ini, tambah Herzaky, calon mitra koalisi masih berfokus pada pembahasan kriteria pendamping Anies.

        Mengetahui capresnya jadi rebutan, NasDem ogah terburu-buru menjawab usulan PKS dan Demokrat. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal NasDem, Hermawi Taslim, partainya bersama PKS dan Demokrat terus mendiskusikan terkait siapa cawapres yang akan dipasangkan dengan Anies. Namun, ia memastikan, cawapres mantan Rektor Universitas Paramadina itu, harus mampu mendongkrak elektabilitas.

        "Kita mencari figur yang bisa menunjang elektabilitas capres, kita akan mencari orang yang bisa memperkuat posisi Anies," tandas Taslim.

        Baca Juga: AHY Disebut Kurang Pengalaman untuk Jadi Cawapres Anies Baswedan, Pengamat: Pasangan Tepat!

        Selain itu, sosok cawapres yang akan dipilih nantinya juga harus nyambung dengan Anies. Karena itu, nantinya hal tersebut akan dibicarakan khusus. "Saya yakin, akan ada titik temu," tegasnya.

        Apakah ada kans cawapres Anies bukan kader partai politik? Dia bilang, memungkinkan. Cawapres tidak hanya dari PKS, Demokrat, bahkan juga NasDem. Koalisi dinilai akan realistis dalam melihat realitas politik nantinya. Namun, ia memastikan, akan ada kesepakatan yang diambil di dalam koalisi nantinya.

        "Ada beberapa kemungkinan bisa sepakat deklarasi capres dulu, bisa deklarasi presiden dengan wakil presiden kita rembukan sama-sama, pokoknya bikin rakyat happy, bikin rakyat terdidik, dan bikin rakyat maju," tegasnya.

        Lalu apa kata pengamat? Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis, Agung Baskoro menyayangkan sikap PKS dan Demokrat yang saling berebut menjadi jodoh Anies.

        "Dimajukannya Aher oleh PKS, membuktikan bahwa deadlock di koalisi NasDem, PKS dan Demokrat, terkait siapa Cawapres yang tepat bagi Anies," imbuh Agung, saat dikontak Rakyat Merdeka, kemarin.

        Lebih lanjut, dia menyarankan PKS menarik usulan Aher menjadi cawapres Anies. Pasalnya, kekuatan personal Anies dan Aher beririsan. Baik dari segi ideologi dan basis massa.

        "Cawapres Anies haruslah sosok yang bisa memastikan pemilih NU dan basis di Jawa Tengah, Jawa Timur, Indonesia Tengah/Timur turut mendukungnya. Menimbang Anies selama ini dipersepsikan kuat di basis Islam perkotaan dan pemilih di DKI, Jawa Barat, Banten, dan Sumatera," tukas dia.

        Baca Juga: Anies Baswedan Disebut Kesulitan Cari Cawapres, AHY Nggak Cukup? Pengamat: Akan Kesulitan Mengambil Pemilih...

        Sebelumnya, Anies membeberkan tiga kriteria figur Cawapres. “Satu, memberikan kontribusi dalam kemenangan. Kedua, membantu memperkuat koalisi, stabilitas koalisi. Ketiga, bisa membantu dalam pemerintahan yang efektif," papar Anies.

        Namun, ia tak mau terburu-buru menentukan pilihan. Anies merasa masih banyak waktu sebelum KPU membuka pendaftaran pasangan calon (paslon) capres-cawapres 19 Oktober 2023.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: